Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dua negara bagian AS yang paling banyak melaporkan varian Delta Covid-19, Louisiana dan Florida, mengalami peningkatan jumlah anak yang sakit.
Melansir The Hill, belum jelas mengapa lebih banyak anak yang sakit karena wabah varian Delta. Akan tetapi, para ahli medis percaya lonjakan kasus anak-anak disebabkan oleh hipertransmisi varian, yakni betapa mudahnya virus beredar di populasi yang tidak divaksinasi.
Seperti yang diketahui, anak kecil belum memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin.
NBC News melaporkan, di New Orleans, 20 anak dalam waktu dua minggu mengalami kasus parah dari varian Delta. Tampaknya, varian tersebut itu lebih menular daripada wabah sebelumnya.
Baca Juga: Duh! Ilmuwan sedang mengamati varian virus corona baru selain Delta
"Saya belum pernah melihat yang seperti ini," kata Mark Kline, kepala dokter di Rumah Sakit Anak New Orleans, kepada NBC News. "Kami melihat anak-anak jatuh sakit yang tidak kami lihat pada tahun pertama pandemi, sebelum varian delta muncul."
Di Orlando, dokter di Rumah Sakit Arnold Palmer telah melihat rekor kasus di antara anak-anak, dan mereka berhati-hati tentang apa yang akan terjadi.
"Dua minggu terakhir, kasus terus meningkat. Saya belum berpikir kita telah mencapai puncak," jelas Federico Laham, direktur medis rumah sakit, mengatakan kepada NBC.
Baca Juga: Total jumlah kasus aktif Covid-19 turun ke bawah 500.000
Seperti yang dilaporkan Changing America sebelumnya, virus corona semakin menyebar dengan cepat di AS. Akan tetapi, setiap negara bagian bervariasi berdasarkan persentase orang yang divaksinasi.
Menghitung tingkat percepatan kasus, reporter di balik analisis STAT terbaru menemukan bahwa Louisiana dan Florida sama-sama memimpin negara bagian dalam kasus cepat.
Laham dan pakar penyakit menular pediatrik lainnya mengatakan kepada NBC News, sementara kasus di antara anak-anak tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan, varian delta tidak dikonfirmasi lebih berbahaya pada anak-anak daripada orang dewasa.
"Masih terlalu dini untuk mengatakannya," Bernhard Wiedermann, seorang spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Nasional Anak di Washington, D.C. mengatakan kepada NBC News.
"Butuh waktu dan pengumpulan data dari berbagai situs untuk mengetahui apakah delta lebih ganas pada anak-anak daripada jenis virus sebelumnya," jelas Wiedermann.
Baca Juga: Epidemiolog kritik kapasitas tes Covid-19 selama PPKM yang masih rendah
Rochelle Walensky, direktur CDC menjelaskan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sedang mencoba untuk menentukan apakah varian Delta dapat menjadi penyakit yang lebih parah pada anak-anak.
Walensky mencatat bahwa meneliti korelasi antara peningkatan kasus anak-anak dan pembatasan yang dilonggarkan membuat masalah menjadi lebih rumit.
"Jika lebih banyak anak sakit, itu hanya karena lebih banyak anak yang sakit," kata Paul Offit, peneliti vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia. "Ini jelas meningkatkan penularan, bukan meningkatkan virulensi."
Sejak awal pandemi, lebih dari 4,1 juta anak telah didiagnosis dengan Covid-19, yang merupakan 14,3 persen dari semua kasus. Sekarang, menurut data terbaru dari American Academy of Pediatrics, anak-anak dengan Covid-19 mewakili 19 persen dalam kasus yang dilaporkan mingguan dari 15 Juli hingga 29 Juli.
"Selama tahun pertama pandemi ini, ada mitos bahwa anak-anak tidak pernah sakit parah akibat Covid-19," kata Kline.
Karena varian delta sangat menular, katanya, peningkatan kasus jelas menunjukkan potensi virus, bahkan pada anak kecil yang sehat.
"Varian delta ini adalah mimpi terburuk spesialis penyakit menular," kata Kline.
