Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara global kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atawa lebih dari lima tahun di awal bulan ini. Sentimen yang mengerek harga emas hitam ini datang dari pembatasan produksi batubara di China.
Mengutip Bloomberg, Rabu (2/6), harga batubara di ICE Newcastle kontrak Juli 2021 naik 0,65% berada di US$ 116 per metrik ton. Level harga tersebut jadi yang tertinggi lebih dari lima tahun lalu. Sementara, dalam sepekan harga batubara sudah melesat 8,41%.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, kenaikan harga batubara yang signifikan ini terjadi karena aksi spekulasi pelaku pasar dalam merespon pengurangan produksi di China.
"Pemerintah China mengurangi produksi batubara dalam negeri hampir 50%," jelas dia, kemarin.
Mengutip Reuters, produksi batubara China turun ke level terendah sejak Juli 2020 di periode April. Di periode tersebut, China hanya menghasilkan 322,22 juta ton batubara, turun 1,8% dari periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Malaysia, India dan Australia lakukan lockdown, begini prospek saham komoditas
Pembatasan produksi batubara di China ini membuat pasokan batubara global menurun. Sementara, permintaan batubara sedang meningkat di tengah aktivitas industri China yang meningkat.
"Ekonomi China tumbuh 18,3% di kuartal I-2021 dan aktivitas produksi industrial China membutuhkan pasokan batubara dalam jumlah besar," kata Ibrhaim.
Selain itu, harga batubara melonjak tinggi karena sumber energi di China 80% masih menggunakan pembangkit listrik tenaga uap. Ibrahim juga mengatakan permintaan batubara naik jelang memasuki musim panas.
Ibrahim memproyeksikan harga batubara masih berpotensi terus naik ke level US$ 120 per metrik ton. Jika level ini sudah tertembus, harga batubara berpotensi terkoreksi. Hingga akhir tahun, Ibrahim memproyeksikan harga batubara kembali menurun ke level US$ 109 per metrik ton.