Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING/MANILA. Menteri Luar Negeri China Wang Yi memperingatkan Filipina bahwa kesalahan perhitungan apa pun dalam perselisihan mereka yang meningkat di Laut China Selatan akan menghasilkan respons yang tegas.
Wang Yi mendesak dilakukannya dialog untuk mengatasi "kesulitan serius" antara kedua negara bertetangga itu.
Melansir Reuters, Beijing dan Manila saling melontarkan tuduhan tajam dalam beberapa bulan terakhir atas serangkaian perselisihan di Laut China Selatan.
Ini termasuk tuduhan bahwa China menabrak sebuah kapal yang membawa kepala staf angkatan bersenjata Filipina pada awal bulan ini.
Sebaliknya, China menuduh Filipina melakukan pelanggaran di wilayahnya.
Memburuknya hubungan ini bertepatan dengan langkah Manila untuk meningkatkan hubungan militer dengan Jepang dan Amerika Serikat, bekas kekuatan kolonial dan sekutu pertahanannya selama tujuh dekade.
“Hubungan China-Filipina berada di persimpangan jalan,” kata Wang kepada timpalannya dari Filipina Enrique Manalo melalui telepon pada hari Rabu, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Baca Juga: Manila & Beijing Kerap Terlibat Konfrontrasi di Laut China Selatan, Ini Penyebabnya
Seorang juru bicara kementerian mengatakan Manalo telah meminta panggilan tersebut.
Jika Filipina salah menilai atau berkolusi dengan kekuatan eksternal yang “berniat buruk”, China akan membela hak-haknya dan merespons dengan tegas, kata Wang. Pernyataan itu tidak merinci tindakan apa yang mungkin diambil.
Pernyataan Wang dapat memperparah perselisihan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, dimana Filipina akan melawan apa yang mereka lihat sebagai kampanye China untuk mencegah negara tersebut mengakses bahan bakar fosil dan sumber daya perikanan di zona ekonomi eksklusif (ZEE).
Peningkatan konfrontasi bersenjata, meskipun tidak mungkin terjadi, akan menjadi peningkatan yang signifikan, karena Amerika Serikat terikat oleh perjanjian tahun 1951 untuk membela Filipina jika negara tersebut diserang, termasuk di Laut China Selatan.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, dalam pidatonya di hadapan pasukan pada hari Kamis, mengatakan negaranya tetap berkomitmen untuk memperkuat angkatan bersenjata dan aliansi yang ada, sambil menyebut insiden yang melibatkan panglima angkatan bersenjata sebagai hal yang mengkhawatirkan.
Baca Juga: Kanada Ikut Terseret Konflik China-Filipina, Ini Penyebabnya
“Anda menjadi sangat penting karena dalam beberapa tahun terakhir Filipina berada di tengah perkembangan geopolitik dan ketegangan yang berpotensi menyebabkan ketidakamanan regional,” ujarnya pada pertemuan di markas militer di Manila.