Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HANOI. Vietnam akan tetap berpegang pada strateginya untuk menahan penyebaran virus corona baru dibanding terburu-buru mengamankan pasokan vaksin yang bisa berisiko secara finansial.
Selama berbulan-bulan pengujian massal yang agresif, karantina terpusat yang dijalankan militer, dan penutupan perbatasan sejak awal, Vietnam telah menjaga kasus virus corona total hanya 1.210 dan melewati dua bulan tanpa penularan komunitas.
Hanya 35 orang meninggal karena Covid-19 di Vietnam, menurut data resmi, dengan negara itu secara luas menuai pujian lantaran tanggapannya yang menentukan untuk memadamkan wabah virus corona.
"Vaksin adalah cerita untuk masa depan," kata Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan Wakil Perdana Menteri Vietnam Vu Duc Dam dalam pertemuan kabinet, Jumat (6/11), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Tertinggi sejak pandemi, Malaysia catat 1.755 kasus baru virus corona
"Permintaan (vaksin) jauh lebih tinggi daripada pasokan, dan kami harus membayar deposit besar untuk mengamankan posisi kami, yang menurut saya berisiko sangat tinggi dan membuang-buang uang serta waktu," tegasnya.
"Kami akan terus menangani Covid-19 seperti sekarang," ujar Dam.
Pandemi tidak akan berakhir hingga 2021
Hanya, pada Agustus lalu, ketika Vietnam melawan gelombang baru virus setelah lebih dari tiga bulan tanpa penularan lokal, Hanoi menyatakan, telah mendaftar untuk membeli 50 juta-150 juta dosis vaksin buatan Rusia.
Vietnam juga akan membeli vaksin virus corona dari Inggris, di mana mereka memiliki kemitraan untuk mengembangkan vaksin dengan Universitas Bristol.
Baca Juga: Masa inkubasi virus corona lebih singkat, 2 hingga 6 hari
“Kita harus bersiap dengan kenyataan bahwa pandemi tidak akan berakhir hingga 2021,” kata Dam. "Vaksin buatan kami akan memasuki uji coba pada manusia bulan ini tetapi tidak akan tersedia sampai akhir 2021".
Vietnam telah menghabiskan hampir 18 triliun dong atau sekitar US$ 776,7 juta untuk menahan virus corona dan dampaknya, data resmi menunjukkan. Langkah-langkahnya telah menempatkan ekonomi Vietnam di jalur pemulihan lebih cepat dibanding kebanyakan negara lain.