Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tri Adi
Aksi korporasi ini juga langsung mendapuk Park menjadi Chief Executive Officer (CEO) Mirae Mirae Asset Daewoo. Namun posisi ini tak bertahan lama. Pada Mei 2018 Park mengundurkan diri. Dalam laman resmi Mira Group dinyatakan alasan pengunduran diri Park karena dirinya ingin lebih fokus mengembangkan bisnis Mirae Asset di luar negeri.
Sebelum mengundurkan diri, Park juga pada Juni 2017 memimpin Mirae Group melakukan tukar guling saham dengan raksasa internet Korea Naver. Dalam transaksi ini, Naver mengempit 7,1% kepemilikan Mirae Group senilai US$ 439,3 juta. Dengan nilai yang sama, Mirae Group juga mendapat kepemilikan 1,7% di Naver.
Kerjasama ini dijalankan untuk membuat platform keuangan berbasis kecerdasan buatan. Tak hanya itu, kerjasama ini juga diniatkan Mirae Group dan Naver untuk lebih banyak berinvestasi di perusahan rintisan, yang menyasar negara-negara dalam jangkauan Mirae Group.
Teranyar, kolaborasi Mirae-Naver ini merangsek pula ke Indonesia. Salah satu unicorn tanah air, Bukalapak terciprat modal senilai US$ 50 juta atau setara Rp 706,6 miliar. Suntikan dana in diharapkan Mirae-Naver bisa melanjutkan inovasi Bukalapak di Indonesia.
Sementara sepanjang tahun 2018, Mirrae Asset juga telah berhasil mengakuisisi Global X, penyedia jasa exchange trade funds (ETF) berbasis di New York, dengan AUM mencapai US$ 10,1 miliar. Masuknya Global X ke Mirae Asset membikin lini bisnis ETF perseroan ini semakin kokoh, sebab Global X juga beroperasi di Kanada, Amerika Latin.
Akuisisi tersebut menjadikan Mirae Asset semakin dikenal sebagai penyedia transaksi ETF terkemuka di dunia. Tahun 2011, Mirae juga mencaplok Horizaon ETF (Hong Kong), BetaShares (Australia), Korea (Tiger ETF). Kini total AUM bisnis ETF Mirae kini mencapai US$ 126,3 miliar, dan US$ 21,3 miliar di global ETF.
Pencapaian bisnisnya yang cemerlang membuat Park masuk ke jajaran 50 orang terkaya di Korea dengan nilai kekayaan bersih mencapai US$ 1,8 miliar.
(Bersambung)
