Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Hasil survei global dari Bank of America menunjukkan bahwa harapan penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) untuk mencegah perlambatan ekonomi yang signifikan telah membuat para investor optimistis, meskipun geopolitik menjadi risiko terbesar dalam skenario tersebut.
Survei yang melibatkan 242 manajer dengan total aset di bawah pengelolaan sebesar US$ 632 miliar selama pekan 5-11 Juli ini menunjukkan bahwa ekspektasi pertumbuhan global mengalami penurunan terbesar sejak Maret 2022, dengan persentase yang jatuh ke -27% dari sebelumnya -6%.
Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah responden yang memperkirakan ekonomi AS akan melemah.
Bank tersebut menyatakan bahwa pandangan ini mencerminkan keyakinan bahwa suku bunga akan segera turun, karena investor menganggap kebijakan moneter saat ini merupakan yang paling restriktif sejak krisis keuangan 2008.
Baca Juga: The Fed Tidak Akan Tunggu Inflasi Turun Jadi 2% untuk Pangkas Suku Bunga
"Kebijakan moneter terlalu restriktif menurut 39% investor, yang paling tinggi sejak November 2008, namun ini memperkuat keyakinan bahwa suku bunga global akan turun dalam 12 bulan mendatang," kata penulis survei BofA yang dipimpin oleh ahli strategi investasi Michael Hartnett.
Sebanyak 68% responden memprediksi bahwa "soft landing" - di mana pertumbuhan dan inflasi secara bertahap melambat - adalah hasil yang paling mungkin bagi ekonomi global, ujar bank tersebut.
Ketegangan geopolitik, seperti konflik di Ukraina dan Gaza serta hubungan antara China dan Taiwan, telah menjadi pendorong utama pasar dalam sebulan terakhir ini, menurut survei manajer dana tersebut.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa konflik geopolitik telah menggeser "inflasi yang lebih tinggi" sebagai risiko terbesar dalam pandangan investasi untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir.
Baca Juga: Menanti Data Penjualan AS, Harga Harga Emas Mulai Terdorong Naik
Posisi investor saat ini cenderung memilih saham lebih banyak daripada obligasi. Survei juga menunjukkan bahwa eksposur terhadap saham-saham Uni Eropa mengalami penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir.
Manajer dana juga memegang posisi underweight terbesar dalam investasi real estat sejak Januari 2009, sementara menambahkan posisi overweight pertama dalam utilitas sejak Februari 2009, yang cenderung ketinggalan ketika suku bunga tinggi.
Pemilik saham dari "Magnificent Seven", kelompok tujuh saham AS dengan nilai terbesar, seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia, disebut sebagai perdagangan yang paling ramai "secara signifikan", menurut BofA.