Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas emas bergerak naik setelah komentar Ketua The Fed Jerome Powell yang mendukung penurunan suku pada September. Sekarang harga emas menanti data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis malam nanti, Selasa (16/7).
Harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi US$ 2.440,01 per ounce. Kenaikannya hampir menyamai rekor tertinggi yang dicapai pada 20 Mei pada harga US$ 2.449,89.
Mengutip Reuters, Powell mengatakan tiga pembacaan inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini menambah keyakinan bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan. Investor sedang menunggu data penjualan ritel AS yang akan dirilis pada pukul 21.30 WIB pada hari Selasa untuk arahan lebih lanjut.
Baca Juga: Emas Sebagai Aset Safe Haven Paling Oke, Berikut Tips Investasinya
Harga emas mencapai beberapa titik tertinggi baru pada bulan April dan Mei dan kemudian melemah pada bulan Juni ketika perkiraan penurunan suku bunga AS tidak tercapai. Permintaan fisik mulai melemah sebagai respons terhadap tingginya harga. Kemudian pada bulan Juli, optimisme yang lebih besar terhadap penurunan suku bunga di bulan September telah mendorong emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) kembali naik.
“Ketidakpastian seputar pola penantian berkepanjangan penurunan suku bunga AS dapat mendorong logam ini melemah pada kuartal ketiga sebelum reli semakin cepat untuk mendorong emas ke level tertinggi baru,” kata Nitesh Shah, Ahli Strategi Komoditas di WisdomTree, seperti di kutip dari Reuters, Selasa (16/7).
Harga emas naik pada hari Selasa karena komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mendukung kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September, sementara investor menunggu lebih banyak data ekonomi AS untuk isyarat kebijakan moneter lebih lanjut.
Di antara logam lainnya, perak spot turun 0,5% menjadi $30,86 per ounce, platinum turun 0,1% menjadi $993,95, dan paladium turun 0,2% menjadi $948.