Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Hendra Gunawan
SAN FRANSISCO. Apple kembali meluncurkan produk barunya, iPhone 6S dan iPhone 6S Plus. Ponsel ini mulai tersedia di pasaran, 25 September 2015. Yang berbeda dari iPhone ini adalah prosesor yang lebih cepat, kamera lebih baik dan kemampuan sentuh.
Secara fisik tampilan Apple hampir sama dengan pendahulunya. Ada dua ukuran yakni iPhone 6S dengan layar 4,7 inci, sedangkan iPhone 6S Plus hadir dengan layar lebih besar yakni 5,5 inci.
Sementara, warna terbaru iPhone seri anyar ini adalah rose gold. Pilihan warna lain abu-abu, silver dan emas. "Meskipun terlihat sama, kami telah mengubah segala sesuatu dalam iPhone baru," kata Tim Cook, Chief Executive Officer Apple seperti dikutip Bloomberg.
Teknologi lain yang berbeda adalah penggunaan teknologi layar retina yang membuat kualitas gambar lebih bagus. Teknologi layar sentuh dikembangkan menjadi 3D touch. Teknologi ini bisa memberikan informasi lebih detail saat konten disentuh.
iPhone 6S dan iPhone 6S Plus ini akan menggunakan kamera belakang beresolusi 12 megapixel. Prosesor iPhone anyar lebih cepat karena menggunakan A9.
Harga jual iPhone anyar ini sekitar US$ 199-US$ 499 per unit tergantung kapasitas memori. Peluncuran pertama di 25 September akan tersedia di Australia, Kanada, China Perancis, Jerman, Hong Kong, Jepang Selandia Baru, Puerto Rico, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat. Sedangkan pre order bisa dilakukan mulai 12 September.
Selain iPhone, Apple juga meluncurkan iPad yang lebih besar untuk pelanggan bisnis. Apple juga memperbaiki Apple Watch yang mulai dijual pada April tahun depan. Apple nantinya juga akan membuat Apple TV.
Meski ada produk baru, saham Apple justru menurun 1,9% menjadi US$ 110,15, Rabu (9/9). Analis bilang, ini mencerminkan tidak adanya produk transformatif yang bisa mengerek penjualan perusahaan pada musim liburan mendatang. Berdasarkan data BTIG Research, harga saham Apple rata-rata turun 0,4% dalam tiga tahun terakhir saat Apple mengumumkan produk terbaru.
"Orang suka membenci pengumuman Apple karena harapannya terlalu tinggi," ujar Kevin Landis, Manajer Portofolio Firsthand Technology Opportunities seperti dikutip Reuters.