kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Iran Melabeli Trump 'Orang Gila' saat Negosiasi Nuklir Memasuki Fase Kritis


Jumat, 23 Mei 2025 / 18:37 WIB
Iran Melabeli Trump 'Orang Gila' saat Negosiasi Nuklir Memasuki Fase Kritis
ILUSTRASI. Ulama garis keras Iran, Ahmad Khatami, menyatakan Presiden AS Donald Trump mencitrakan dirinya sebagai orang gila agar bangsa-bangsa takut padanya


Sumber: Newsweek | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ulama garis keras Iran, Ahmad Khatami, menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump "mencitrakan dirinya sebagai orang gila agar bangsa-bangsa takut padanya."

Komentarnya mencerminkan sikap keras Teheran menjelang putaran kelima pembicaraan nuklir antara Iran dan AS yang akan berlangsung di Roma.

Iran Tolak Negosiasi Langsung, Tapi Tetap Ikut Pembicaraan

Dalam pernyataan yang dikutip media pemerintah, Khatami dengan tegas menolak pembicaraan langsung dengan Washington, menyebutnya sebagai hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kehormatan dan rasionalitas Iran. Namun, ia juga mengakui bahwa negosiasi tetap berlangsung di bawah arahan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Baca Juga: Iran Hadapi AS Tanpa Rencana Cadangan dalam Ketegangan Nuklir

Ketegangan antara kedua negara sebagian besar berpusat pada program pengayaan uranium Iran. Meski Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai, AS tetap mencurigai potensi pengembangan senjata nuklir.

Putaran kelima pembicaraan di Roma—dengan Oman sebagai mediator seperti sebelumnya—dijadwalkan digelar Jumat siang waktu setempat. Delegasi Iran akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, sementara AS akan diwakili oleh utusan khusus Steve Witkoff.

Pernyataan Keras dari Dua Sisi

Ahmad Khatami mengecam strategi Trump sebagai bentuk "perang psikologis", menegaskan bahwa rakyat Iran tidak akan takut. "Takut pada musuh tak ada dalam kamus bangsa kami," ujarnya. Ia juga menyatakan bahwa Iran tidak akan mengembangkan bom atom karena hal itu dilarang oleh prinsip-prinsip Islam: “Kami patuh pada Islam, bukan pada Amerika.”

Sementara itu, Steve Witkoff menegaskan bahwa satu garis merah AS dalam pembicaraan ini adalah pengayaan uranium: "Kami tidak bisa menerima bahkan 1 persen kemampuan pengayaan."

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Terdampak Rencana Perundingan Nuklir AS-Iran

Jalan Terjal Menuju Kesepakatan

Abbas Araghchi menyatakan bahwa kini saatnya mengambil keputusan. "Nol senjata nuklir = ada kesepakatan. Nol pengayaan = tidak ada kesepakatan," tegasnya. Meski empat putaran awal pembicaraan menunjukkan kemajuan, belum jelas apakah kompromi soal pengayaan bisa dicapai.

Presiden Trump, di sisi lain, menyatakan dukungannya terhadap jalur diplomatik namun menegaskan bahwa opsi militer tetap terbuka jika pembicaraan gagal—sebuah pernyataan yang dapat meningkatkan ketegangan regional dan memicu ketidakstabilan di pasar minyak global.

Selanjutnya: Pemerintah Pertimbangkan Penerbitan Dimsum Bond dan Kangaroo Bond Tahun Ini

Menarik Dibaca: tiket.com Hadirkan Promo Voucher di Mandiri Garuda Indonesia Travel Deals 2025




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×