Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Iran akan mengizinkan perusahaan swasta untuk mengekspor minyak mentah, sebagai bagian strategi melawan sanksi AS. Iran juga mendesak sesama anggota OPEC, termasuk saingan di regional Arab Saudi, agar tak melanggar kesepakatan produksi.
Iran sedang mencari cara untuk terus mengekspor minyak serta langkah-langkah lain melawan sanksi setelah Amerika Serikat mengatakan kepada sekutu untuk memotong semua impor minyak Iran dari November.
"Minyak mentah Iran akan ditawarkan di bursa dan sektor swasta dapat mengekspornya secara transparan," Wakil Presiden Pertama Eshaq Jahangiri mengatakan pada sebuah peristiwa ekonomi di Teheran yang disiarkan langsung di televisi pemerintah.
"Kami ingin mengalahkan upaya Amerika yang ingin menghentikan ekspor minyak Iran," katanya.
"Minyak sudah ditawarkan di bursa, sekitar 60.000 barel per hari, tetapi itu hanya untuk ekspor produk minyak," kata Jahangiri. Iran memiliki bursa minyak dan petrokimia sebagai bagian dari pertukaran perdagangannya.
Sementara itu, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengirim surat kepada OPEC meminta anggotanya untuk mematuhi kesepakatan kelompok yang dicapai bulan lalu untuk secara kolektif meningkatkan produksi dan "menahan diri dari tindakan sepihak" yang dapat merusak persatuan kelompok produsen.
Mengacu pada laporan bahwa Arab Saudi dapat meningkatkan ekspor minyaknya untuk menggantikan minyak Iran di pasar dunia, Jahangiri mengatakan: "Siapa pun yang mencoba mengambil pangsa pasar minyak Iran akan melakukan pengkhianatan besar terhadap Iran dan suatu hari akan membayar untuk itu."
Pemimpin Arab Saudi berjanji kepada Presiden AS Donald Trump bahwa ia dapat meningkatkan produksi minyak jika diperlukan dan negara itu memiliki 2 juta barel per hari kapasitas cadangan, Gedung Putih mengatakan pada hari Sabtu.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) setuju dengan Rusia dan sekutu-sekutu penghasil minyak lainnya pada 23 Juni untuk meningkatkan produksi dari Juli, dengan Arab Saudi menjanjikan dorongan pasokan yang "dapat diukur", tetapi tidak memberikan angka yang spesifik.
"Setiap peningkatan produksi oleh negara anggota di luar komitmen yang ditetapkan dalam keputusan OPEC akan merupakan pelanggaran perjanjian," tulis Zanganeh dalam suratnya, seperti dibaca oleh Reuters dan juga dilaporkan oleh media pemerintah pada hari Minggu.
Iran telah mendorong keras produsen minyak untuk mempertahankan produksi tetap stabil karena sanksi AS diperkirakan akan memukul ekspornya.
Tetapi Arab Saudi, produsen terbesar OPEC, ingin meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan dari Trump dan konsumen utama seperti India dan China agar membantu mendinginkan harga minyak dan menghindari kekurangan, menurut pejabat Saudi termasuk Menteri Energi Khalid al-Falih.