kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Iran rusuh gara-gara krisis mata uang


Rabu, 03 Oktober 2012 / 23:30 WIB
Iran rusuh gara-gara krisis mata uang
ILUSTRASI. Kasus Covid-19 yang melonjak tinggi menjadi katalis positif untuk kinerja Aneka Gas Industri (AGII).


Reporter: Rika Theo |

DUBAI. Polisi Iran bentrok dengan para demosntran di Teheran. Mereka juga menangkap pemilik-pemilik money changers hari ini. Semua kerusuhan yang terjadi gara-gara mata uang Iran anjlok 40% terhadap dollar dalam sepekan.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. Para demonstran itu menuding Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sebagai “pengkhianat” lantaran kebijakan-kebijakannya dinilai telah memicu krisis.

Pemerintah Iran telah melarang pasar valas tak resmi. Bahkan, otoritas memerintahkan polisi menindak siapapun yang terlihat sebagai spekulator mata uang. Sejumlah trader yang  berjual beli dollar ditangkap.

Rial telah terpuruk ke titik terendahnya terhadap dollar AS sejalan dengan sanksi ekonomi negara-negara Barat akibat rencana program nuklir negara itu. Akibatnya, pendapatan ekspor Iran dari minyak juga menyusut sehingga kemampuan bank sentral Iran beraksi menjaga mata uangnya makin terbatas.

Warga Iran yang panik pun memborong dollar. Tak ayal, nilai rial malah lebih merosot lagi,

“Semua orang ingin membeli dollar dan jelas ada penarikan dana dari bank. Perintah Ahmadinejad untuk menggunakan polisi terhadap penukaran uang dan spekulator tidak membantu. Orang-orang bahkan lebih panik,” kata seorang diplomat Barat yang bekerja di Teheran kepada Reuters.

Hari ini, pasar utama Teheran, yang dulu berperan penting dalam revolusi Iran di tahun 1979, tutup. Seorang penjual komputer mengatakan bahwa ia telah menghentikan sementara penjualan karena volatilitas pasar uang. “Produk yang sama dapat berubah harganya dalam satu jam,” tuturnya.

Menurut situs oposisi Kaleme, aksi protes berpusat di pasar dan kemudian menyebar ke lapangan Imam Khomeini dan Ferdowsi Avenue. Keduanya merupakan dua lokasi aksi protes berdarah terhadap pemilihan ulang Ahmadinejad pada tahun 2009.

Sementara kantor berita Mehr mengatakan, kumpulan massa terbesar berada di sekitar pusat perdagangan mata uang di Ferdowsi Avenue, perempatan Istanbul, dan lapangan Imam Khomeini Square. Polisi telah dikerahkan untuk membubarkan massa.

Hingga saat ini, otoritas Iran tak mengizinkan Reuters meliput langsung di dalam negerinya.

Seorang trader valas mengungkapkan, pada Selasa lalu rial menyentuh level terburuknya senilai 37.500 per dollar AS di pasar bebas. Sehari sebelumnya, rial berada di level 34.200. Malahan pada Senin sepekan lalu, rial masih diperdagangkan di sekitar 24.600.

Penurunan rial makin parah dalam sepekan lalu setelah pemerintah meluncurkan pusat penukaran uang untuk memasok dollar kepada para importir bahan-bahan pokok. Para pebisnis itu mengatakan pusat penukaran uang tak mampu memenuhi permintaan dollar mereka.

Situs-situs yang menyediakan informasi nilai tukar rial juga berhenti memperbaharui data sejak Selasa. Di Dubai, sejumlah money changer mengatakan tak lagi menjual rial karena hilang kontak dengan rekanan mereka di Teheran.

Pada Selasa, Ahmadinejad menyalahkan sanksi AS untuk apa yang terjadi pada negerinya. Ia tetap yakin Iran dapat keluar dari krisis. Ia berkata, pasukan keamanan harus bertindak atas 22 komplotan di pasar valas.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pun memberikan pidato penegasan hari ini. “Bangsa Iran tak pernah menyerah pada tekanan dan tak akan, inilah yang membuat musuh marah,” tandasnya.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×