Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JERUSALEM. Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan bahwa sistem pertahanan berbasis laser berdaya tinggi bernama Iron Beam telah berhasil melewati uji coba dan siap dioperasikan oleh militer pada akhir tahun ini.
Pendamping Iron Dome dan Sistem Rudal Lainnya
Dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems bersama Elbit Systems sebagai produsen laser, Iron Beam akan melengkapi sistem pertahanan udara Israel lainnya, seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow.
Baca Juga: Krisis Gaza: 65.000 Tewas, Tank Israel Maju ke Pusat Kota, Jaringan Internet Mati
Sistem tersebut selama ini digunakan untuk mencegat ribuan roket dari Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, maupun Houthi di Yaman.
Jika interceptor rudal konvensional memakan biaya minimal US$50.000 per unit, maka penggunaan laser jauh lebih murah. Iron Beam dirancang khusus untuk menghadapi rudal jarak pendek, mortir, serta drone.
“Setelah terbukti dalam uji coba, kami memperkirakan adanya lompatan signifikan dalam kapabilitas pertahanan udara melalui penerapan sistem laser jarak jauh ini,” ujar pernyataan Kementerian Pertahanan Israel pada Rabu (17/9/2025).
Dalam beberapa minggu uji di Israel selatan, Iron Beam terbukti efektif dalam konfigurasi operasional penuh.
Sistem ini sukses mencegat roket, mortir, pesawat, dan UAV dalam berbagai skenario pertempuran.
Rencananya, unit pertama akan langsung diintegrasikan ke dalam pertahanan udara Israel pada akhir 2025.
Baca Juga: Israel Perluas Serangan Darat ke Gaza City, Korban Tewas Palestina Tembus 65.000
Teknologi Revolusioner
Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Amir Baram menyebut, “Ini adalah pertama kalinya di dunia sistem laser pencegat berdaya tinggi mencapai kematangan operasional penuh.”
Ketua Rafael, Yuval Steinitz, menegaskan Iron Beam bakal menjadi game changer dengan dampak besar pada medan perang modern.
Sementara itu, CEO Elbit Systems Bezhalel Machlis mengungkapkan, pihaknya juga mengembangkan laser berdaya tinggi untuk aplikasi militer lain, termasuk laser berbasis udara yang dinilai berpotensi mengubah strategi pertahanan udara secara fundamental.