Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - LONDON. Jelang Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit memberikan tekanan bagi industri kecil. Survei industri menunjukan akan ada penurunan pemesanan produksi selama tiga bulan kedepan. Penurunan ini merupakan penurunan pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir.
Pesanan domestik stagnan, produsen juga mengerem rencana investasi mereka. Hal ini berdasarkan survei triwulanan usaha kecil dan menengah (UKM) dari Konfederasi Industri Inggris atau Confederation of British Industry (CBI). Laporan ini menambah serangkaian sinyal suram dari produsen menjelang Brexit. Rencana Inggris keluar dari Uni Eropa kurang dari lima bulan.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May menghadapi oposisi terhadap rencana Brexit dari Partai Konservatifnya sendiri. Sejauh ini, Ia juga gagal mencapai kesepakatan dengan para pemimpin Uni Eropa lainnya. Tentusaja kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Inggris Inggris dapat meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan transisi.
"Produsen UKM jelas merasakan tekanan. Ada dua aspek, yakni momentum ekonomi global, tercermin dalam permintaan ekspor. Kedua, ketidakpastian Brexit menggigit keras rencana investasi," kata ekonom CBI Alpesh Paleja seperti yang diberikan Reuters pada Rabu (7/11).
Optimisme tentang prospek ekspor untuk tahun depan pun berkurang ke tingkat terlemah sejak April 2009. "Penurunan belanja modal secara signifikan adalah bukti lebih lanjut bahwa ketidakpastian Brexit mengambil tekanan nyata dari rencana perusahaan untuk tumbuh dan berinovasi," tambah Paleja.