kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang dan China Merayakan 50 Tahun Normalisasi Hubungan Diplomatik


Kamis, 29 September 2022 / 13:03 WIB
Jepang dan China Merayakan 50 Tahun Normalisasi Hubungan Diplomatik
ILUSTRASI. Bendera China dan Jepang berkibar di depan Gerbang Tiananmen menjelang kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, di Beijing, China 25 Oktober 2018. REUTERS/Thomas Peter.


Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TOKYO/BEIJING. Normalisasi hubungan diplomatik antara Jepang dan China telah memasuki usia ke-50 tahun pada Kamis (29/9). Sayangnya, perayaan tahun ini dilakukan di tengah situasi keamanan kawasan yang sedang bergejolak.

Normalisasi hubungan diplomatik keduanya ditandai dengan lahirnya Komunike Bersama Pemerintah Jepang dan Pemerintah Republik Rakyat China yang ditandatangani pada 29 September 1972 di Beijing.

Komunike tersebut sekaligus memutus hubungan resmi antara Jepang dan Taiwan sebagai bentuk komitmen atas kebijakan satu-China. Poin penting lainnya dalam komunike tersebut adalah kedua negara sepakat menolak hegemoni Asia-Pasifik.

Pesan dari Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden China Xi Jinping dibacakan pada acara peringatan yang diadakan oleh Federasi Bisnis Jepang (Kaidanren), forum bisnis paling kuat di Jepang pada Rabu (28/9).

Baca Juga: PM Jepang Kishida Sebut Dialog dengan China dan Korsel Kunci Stabilitas Kawasan

Dilansir dari Kyodo, Kishida mengatakan, Jepang sangat ingin memiliki hubungan konstruktif dan stabil dengan China. Di saat yang sama, Kishida juga menyadari kedua negara menghadapi banyak tantangan.

Dari China, Xi menyatakan, siap memperdalam kerjasama dengan Jepang di segala bidang demi menjawab semua tantangan di era yang baru.

Kanal televisi Pemerintah China, CCTV, melaporkan, Xi dan Kishida sempat berbincang melalui telepon untuk mengingat kembali hubungan baik kedua negara.

Baca Juga: Jepang Resmi Identifikasi China, Rusia, dan Korut sebagai Masalah Keamanan Utama

Hubungan bilateral terus bergejolak

Jepang dan China sampai saat ini masih berebut klaim atas Kepulauan Senkaku, atau oleh China disebut Diaoyu. Gugusan kepulauan tak berpenghuni itu selama ini dikelola dan diawasi oleh Jepang. Namun, China mengklaim wilayah tersebut atas dasar historis.

Semakin tegangnya hubungan China dan Taiwan juga membuat Jepang khawatir. Pada Agustus lalu, China melakukan latihan militer skala besar di dekat Taiwan sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu.

Beberapa rudal balistik yang ditembakkan selama latihan jatuh di zona ekonomi eksklusif Jepang.

Baca Juga: 3 Kapal Penjaga Pantai China Terobos Perairan Teritorial Jepang di Sekitar Senkaku

Presiden Xi masih berusaha meningkatkan kekuatan ekonomi dan militer China di kawasan Asia-Pasifik. Jepang, yang bersekutu dengan AS, mulai mengambil sikap terhadap segala upaya China.

Kepada Kyodo, seorang sumber diplomatik Jepang mengatakan, saat ini masih sulit bagi negaranya untuk bisa sejalan dengan China.

Menurutnya, Jepang sekarang berada dalam fase harus mempertimbangkan bagaimana berkomunikasi dengan China untuk menghindari gesekan.

Duta Besar Jepang untuk China Hideo Tarumi awal bulan ini pun mengakui, lingkungan global di sekitar Jepang dan China telah berubah secara drastis. Satu-satunya yang tidak berubah adalah fakta bahwa kedua negara adalah tetangga yang abadi.




TERBARU

[X]
×