Reporter: Mona Tobing | Editor: Dessy Rosalina
TOKYO. Pemerintah Jepang berencana untuk membuat aturan mekanisme pengamanan impor daging sapi beku dari Amerika Serikat (AS) pada 1 Agustus mendatang. Mekanisme tersebut diharapkan dapat melindungi industri dalam negeri.
Harian Asia Nikkei melaporkan bahwa Pemerintah Jepang menyiapkan mekanisme tersebut saat volume impor daging sapi beku dari AS terus naik.
Mekanisme perlindungan tersebut dirancang untuk melindungi industri daging sapi beku Jepang di tengah banjir impor daging sapi beku asal Australia dan AS.
Jumlah daging sapi beku yang berasal dari AS pada periode April sampai Juni 2017 meningkat 20% dibandingkan tahun lalu. Tingginya pembelian daging sapi asal AS terjadi karena harga daging sapi asal Australia.
Australia sedang mengalami kekeringan akibatnya pakan sapi berkurang dan jumlah daging sapi berkurang. Daging sapi beku asal AS menyumbang 39% dari total impor daging sapi Jepang pada tahun fiskal pada Maret.
Data Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang mencatat bahwa daging sapi impor asal AS pun menjadi terbesar kedua setelah Australia.
Adapun kiriman daging beku sapi asal AS mencapai 90.000 ton dari total sekitar 210.000 ton daging sapi beku impor yang masuk ke Jepang.
Naikan Tarif
Upaya lain untuk melindungi industri daging lokal juga dengan rencana menaikan tarif. Kenaikan tarif akan juga berlaku pada konsumen.
Rencana tersebut menjadi keempat kalinya Jepang menggunakan tindakan pengamanan atau safeguard pada daging sapi beku asal AS. Terakhir kali, Jepang memberlakukan tarif yang tinggi pada daging sapi beku impor pada Agustus 2013 sampai Maret 2014.
Keputusan Jepang tersebut dipastikan akan memicu reaksi keras dari AS karena kehilangan pasar potensial yang menjanjikan. Namun upaya Jepang ini seakan membalas langkah Presiden Donald Trump yang menarik diri dari kemitraan Trans Pasifik.
Sekitar 90% daging sapi yang diproduksi di AS dijual di dalam negeri. Tingginya konsumsi dalam negeri didorong banyaknya produsen seperti hamburger. Namun belakangan penjualan daging juga merambah ke Jepang dimana konsumsi daging sapi Jepang khususnya di restoran makin tinggi sejak tahun 2015.
Tingginya permintaan daging sapi tidak diimbangi dengan pasokannya akibatnya harga terus membumbung. Rantai restoran daging sapi Yoshinoya Holdings seperti dikutip Asia Nikkei pada Juni 2017 lalu memprediksi kenaikan impor daging sapi Asia Tenggara karena pertumbuhan ekonomi.
Jika harga tinggi daging sapi terus berlanjut, restoran mungkin beralih menggunakan daging babi.