Penulis: Arif Budianto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jupiter yang merupakan planet terbesar di tata surya ini baru saja dihantam batu ruang angkasa. Terekam kamera amatir, terlihat cahaya kelap-kelip di sekitar planet.
Apakah Anda masih ingat pelajaran waktu duduk di bangku SD terkait planet terbesar di tata surya? Jupiter, planet yang satu ini didapuk sebagai planet terbesar di tata surya kita.
Kabar terbaru terkait planet paling bongsor ini baru saja dihantam batu ruang angkasa. Mengutip dari Space, seorang pengamat planet asal Brazil, Jose Luis Pereira menangkap peristiwa tersebut dengan peralatan yang biasa digunakan.
Pada hari Minggu (12 September) dan Senin (13 September), Pereira memasang peralatan di Sao Caetano do Sul di negara bagian Sao Paulo, Brazil bagian tenggara. Seperti pada malam-malam biasanya, ia bertujuan untuk memotret Jupiter dan merekam video untuk program DeTeCt, yang berupayang menemukan dan mengkarakterisasi dampak pada planet raksasa tersebut.
Awalnya Pereira tidak menyadari apa sebenarnya cahaya yang muncul di sekitar planet Jupiter tersebut. Pagi harinya, tanggal 14 September dia mengecek kembali video tersebut dan programnya memberikan peringatan bahwa kemungkinan terbesar adalah hantaman objek ruang angkasa, termasuk bebatuan.
Baca Juga: Para astronom memprediksi ledakan bintang Supernova Requiem akan terjadi tahun 2037
Video cahaya muncul di sekitar Jupiter yang akibat dihantam batu ruang angkasa
Namun demikian, Jupiter termasuk planet yang bisa dikatakan sebagai "samsak tinju". Planet raksasa ini kerap kali dihantam objek-objek lain yang berada di luar angkasa.
Jupiter mengorbit dengan sabuk asteroid utama dan memiliki tarikan gravitasi yang kuat, oleh sebab itu planet raksasa ini cukup sering dihantam. 27 Tahun yang lalu, pecahan dari Komet Shoemaker-Levy 9 yang terkenal menabrak Jupiter.
Menciptakan memar besar di atmosfer tebal planet yang berlangsung berbulan-bulan.
Bekas luka tersebut juga membuka jendela langka ke Jupiter di bawah puncak awan, dan astronom profesional memanfaatkan momen tersebut. Mereka mempelajari lokasi tumbukan dengan berbagai teleskop, menguak pengetahuan tentang komposisi atmosfer raksasa gas tersebut.
