Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kafein, yang dikenal luas sebagai stimulan yang ditemukan dalam kopi dan minuman lainnya, ternyata memiliki dampak yang lebih besar terhadap sistem otak kita daripada yang banyak diketahui.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Italia dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa kafein dapat mempengaruhi jalur dopamin di otak, khususnya terkait dengan pengaruh alkohol.
Temuan ini membuka potensi baru dalam pengembangan terapi untuk ketergantungan alkohol dan gangguan kecanduan lainnya.
Pengaruh Alkohol terhadap Otak dan Peran Dopamin
Mengutip sciencealert, alkohol, ketika dikonsumsi, mengubah perilaku manusia dengan merangsang pelepasan dopamin, senyawa kimia yang terlibat dalam sistem penghargaan otak.
Baca Juga: Bagaimana Bill Gates Menghabiskan Kekayaannya yang Mencapai US$153.000.000.000
Dopamin memberikan perasaan senang dan penghargaan, yang dapat memperkuat kebiasaan mengonsumsi alkohol. Namun, dalam kasus kecanduan alkohol, jalur dopamin ini dapat terpengaruh secara negatif, menciptakan pola perilaku yang merusak dan sulit dihentikan.
Para peneliti telah lama mengetahui bahwa alkohol dapat meningkatkan pelepasan dopamin melalui jalur mesolimbik otak, yang merupakan bagian penting dari sistem penghargaan.
Jalur ini berfungsi untuk memperkuat perilaku yang dianggap menyenangkan, sehingga alkohol yang merangsang pelepasan dopamin dapat menyebabkan konsumsi berulang yang berujung pada ketergantungan.
Temuan Penelitian: Kafein Memblokir Efek Dopamin dari Alkohol
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Translational Psychiatry pada tahun 2024 menggali lebih dalam tentang bagaimana kafein dapat mempengaruhi jalur dopamin yang dipicu oleh alkohol.
Dalam eksperimen dengan tikus jantan, para peneliti menemukan bahwa kafein memiliki dampak signifikan terhadap jalur mesolimbik dopamin, yang berhubungan dengan sistem penghargaan otak.
Kafein memblokir konversi alkohol menjadi salsolinol, senyawa kimia yang merangsang pelepasan dopamin, sehingga membuat efek alkohol kurang menyenangkan dan mengurangi keinginan untuk terus mengonsumsi alkohol.
Baca Juga: SpaceX Milik Elon Musk Menangkan Kontrak US$843 Juta untuk Deorbit ISS
Temuan ini menunjukkan bahwa kafein tidak hanya berfungsi untuk mengurangi pengaruh alkohol terhadap otak, tetapi juga dapat mengubah respons otak terhadap senyawa yang mempengaruhi dopamin, seperti salsolinol dan morfin.
Salsolinol dan morfin mempengaruhi otak dengan mengaktifkan reseptor μ, yang terlibat dalam penguatan kecanduan. Kafein yang bekerja dengan cara serupa dengan antagonis reseptor μ, naltrexone, yang sudah dikenal sebagai obat yang disetujui FDA untuk mengobati gangguan penggunaan alkohol, membuka kemungkinan baru dalam terapi kecanduan.
Potensi Kafein sebagai Terapi Kecanduan
Penelitian ini menimbulkan harapan baru dalam pengembangan terapi untuk kecanduan alkohol. Kafein, yang umumnya tersedia secara bebas dan mudah diakses, berpotensi menjadi alternatif pengobatan yang lebih murah dan mudah dijangkau dibandingkan dengan obat-obatan seperti naltrexone.
Meskipun penelitian ini dilakukan pada tikus, hasil yang diperoleh memberikan landasan untuk uji coba lebih lanjut pada hewan lain, termasuk hewan yang sudah bergantung pada alkohol.
Baca Juga: Elon Musk Hadapi Pukulan Berat Pasca Kompensasi Senilai US$56 Miliar Dibatalkan
Peneliti utama dalam studi ini, Riccardo Maccioni, seorang ahli saraf dari Scripps Research di California, mengungkapkan bahwa efek kafein dalam memblokir penguatan dopamin yang dipicu oleh alkohol memberikan gambaran tentang bagaimana kafein dapat digunakan untuk mengatasi ketergantungan alkohol.
Namun, para ilmuwan menyadari bahwa masih ada banyak tahap yang harus dilalui sebelum kafein dapat digunakan sebagai terapi kecanduan yang efektif bagi manusia. Uji coba lebih lanjut, termasuk penelitian pada individu yang telah bergantung pada alkohol, akan menjadi langkah penting untuk memverifikasi hasil ini.
Langkah Selanjutnya dalam Penelitian Kafein dan Ketergantungan Alkohol
Peneliti berencana untuk melakukan eksperimen lanjutan untuk mengonfirmasi hasil ini dengan melibatkan jenis hewan lain, serta untuk mempelajari efek jangka panjang dari konsumsi kafein dalam konteks ketergantungan alkohol.
Selain itu, mereka juga tertarik untuk melihat apakah kafein dapat memengaruhi otak yang sudah mengalami perubahan permanen akibat kecanduan alkohol, yang tentunya akan menjadi tantangan tersendiri.
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah untuk memverifikasi apakah efek kafein terhadap jalur dopamin juga dapat diterapkan pada manusia, khususnya dalam konteks ketergantungan alkohol. Meskipun hasil penelitian ini menjanjikan, waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan terapi baru berdasarkan temuan ini masih sangat panjang.
Baca Juga: Jeff Bezos Bangun Kapal Mewah Lagi Seharga US$75.000.000, Ini Alasannya
Potensi Lain dari Kafein dalam Pencegahan Kecanduan
Selain untuk kecanduan alkohol, mekanisme yang sama yang mendasari dampak kafein terhadap dopamin mungkin juga berguna dalam pencegahan kecanduan jenis lain, termasuk kecanduan narkoba.
Dengan mengurangi penguatan yang diberikan oleh substansi adiktif seperti morfin, kafein bisa menjadi senjata tambahan dalam melawan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Meski demikian, masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan apakah kafein dapat diterapkan secara efektif untuk berbagai jenis kecanduan.