kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kelompok Pro-Rusia Galang Dana dalam Kripto untuk Dukung Operasi Militer di Ukraina


Senin, 03 Oktober 2022 / 13:52 WIB
Kelompok Pro-Rusia Galang Dana dalam Kripto untuk Dukung Operasi Militer di Ukraina
ILUSTRASI. Ilustrasi mata uang kripto.


Sumber: CNBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Sejumlah kelompok pro-Rusia diketahui telah menggalang dana dalam bentuk kripto untuk membantu pemerintah membiayai operasi militer di Ukraina. Langkah ini juga diharapkan mampu membantu Rusia bertahan di tengah gempuran sanksi Barat.

Dilansir dari CNBC (3/10), perusahaan kepatuhan aset digital dan manajemen risiko TRM Labs menemukan bahwa kelompok-kelompok tersebut telah mengumpulkan US$400.000 dalam bentuk kripto sejak dimulainya invasi pada 24 Februari.

Jumlah tersebut tercatat dalam temuan terakhir pada 22 September lalu.

Penelitian menemukan bahwa mereka menggunakan aplikasi pesan terenkripsi Telegram untuk mempromosikan kegiatannya. 

Baca Juga: Sembilan Negara Menandatangani Pernyataan Bersama Dukung Ukraina Gabung NATO

Salah satu kelompok yang diidentifikasi TRM Labs bernama Task Force Rusich. Oleh Departemen Keuangan AS, kelompok ini digambarkan sebagai kelompok paramiliter neo-Nazi yang telah berpartisipasi dalam pertempuran bersama militer Rusia di Ukraina.

TRM Labs menemukan bahwa grup ini ingin mengumpulkan uang untuk barang-barang seperti peralatan pencitraan termal dan radio melalui aplikasi Telegram.

Kelompok lain yang juga aktif dalam kegiatan ini adalah Pusat Koordinasi Bantuan Novorossia. Kelompok yang didirikan pada tahun 2014 untuk mendukung operasi Rusia di Ukraina ini mengumpulkan sekitar US$21.000 dalam crypto untuk membeli drone.

Sederet sanksi yang diterima Rusia membuatnya mulai terputus dari sistem keuangan global. Hal ini dikhawatirkan Sejak saat itu, Rusia memang telah diprediksi akan menggunakan mata uang kripto untuk menghindari sanksi.

Namun, para ahli mengatakan bahwa tidak ada cukup likuiditas dalam sistem kripto pada skala yang dibutuhkan Rusia untuk memindahkan uang.

Baca Juga: Ukraina Sukses Rebut Kembali Kota Lyman, Pusat Logistik Vital Rusia

Aktivitas kelompok paramiliter yang ada saat ini dilihat telah mampu memindahkan uang dalam skala yang lebih kecil dan mulai menghasilkan barang-barang pendukung.

Ari Redbord, kepala urusan hukum dan pemerintahan di TRM Labs, menduga kelompok-kelompok tersebut menggunakan bursa yang melanggar aturan anti pencucian uang dan sejenisnya untuk mencairkan dana.

"Mereka mungkin menggunakan pertukaran yang tidak sesuai untuk meningkatkan dana tersebut. Kami akan mengatakan, apakah akan ada lebih banyak lagi? Tentu saja, akan ada lebih banyak lagi. Tapi apakah itu akan menjadi miliaran dolar? Sangat tidak mungkin," kata Redbord.

Sebelum ini, mata uang kripto juga telah banyak digunakan oleh Ukraina untuk meminta sumbangan. Uang digital ini pun dapat dikirim dengan cepat dari seluruh dunia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×