kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kencangkan Ikatan Pinggang, Raksasa Teknologi Global Kian Gencar Pangkas Karyawan


Jumat, 16 Desember 2022 / 17:08 WIB
Kencangkan Ikatan Pinggang, Raksasa Teknologi Global Kian Gencar Pangkas Karyawan
ILUSTRASI. Anthony Tan, Grab's CEO and Co-Founder


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Musim dingin bagi perusahaan teknologi terus berjalan, seiring semakin banyak industri melakukan efisiensi. Yang terbaru, Grab Holding memangkas anggaran perjalanan dan pengeluaran, melakukan perekrutan dengan lebih berhati-hati. Juga menangguhkan kenaikan gaji level manajemen senior.

Perusahaan asal Singapura ini, juga telah menutup beberapa unit bisnis untuk mengurangi pengeluaran. CEO Anthony Tan menyatakan langkah ini merupakan upaya dalam melakukan penghematan menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Grab yang telah berusia satu dekade yang beroperasi di delapan negara Asia Tenggara ini memiliki sekitar 8.800 staf pada akhir tahun lalu. Bulan lalu, Grab menaikkan perkiraan pendapatan 2022.

Grab dan saingannya seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk diuntungkan oleh ledakan layanan pesan-antar makanan selama pandemi Covid-19. Tetapi pertumbuhan melambat dan bisnis transportasi online belum pulih ke tingkat pra-pandemi.

Perusahaan juga terpengaruh oleh kenaikan biaya yang tajam dan pertumbuhan yang tidak terdengar di pasar-pasar utama. GoTo mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) 1.300 pekerja atau 12% dari tenaga kerjanya pada bulan November.

Baca Juga: AS Tambahkan Puluhan Perusahaan China ke Daftar Hitam Perdagangan

Selain itu, perusahaan e-commerce terbesar di Asia Tenggara, Shopee juga telah memangkas pekerjaan di berbagai negara. Shopee juga menutup beberapa operasi di luar negeri karena induknya Sea SE.N berjuang dengan kerugian.

Harga saham Grab turun setengah tahun ini, sementara GoTo merosot 75% di tengah aksi jual global di sektor teknologi dan kekhawatiran investor tentang profitabilitas dan pertumbuhan yang lebih lambat.

Pada bulan September, Chief Operating Officer Grab, Alex Hungate, mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan tidak berharap harus melakukan PHK massal. Namun, Grab akan merekrut secara selektif, sambil mengekang ambisi layanan keuangannya.

Tan mengaku Asia Tenggara tidak bisa menghindari kenaikan harga dan suku bunga. Sehingga ini akan memberikan dampak bagi pertumbuhan dan kinerja perusahaan.

“Grab juga akan membekukan sebagian besar permintaan pekerjaan terbuka saat ini yang tidak dalam tahap penawaran," katanya.

Dia mengatakan manajemen senior yang berada di level direktur ke atas tidak akan memenuhi syarat untuk kenaikan gaji dalam tinjauan yang akan datang. Sementara anggaran perjalanan dan pengeluaran akan dikurangi 20% lagi dari panduan terakhir.

"Tidak satu pun dari keputusan ini yang mudah, tetapi dimaksudkan untuk membantu kami menjadi lebih ramping dan bugar, karena kami mempercepat lebih cepat menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan," lanjut Tan.

Ia menyatakan, karyawan Grab perlu mengadopsi pola pikir hemat dan hati-hati saat kita mempersiapkan diri untuk tahun 2023.

Baca Juga: Tidak Sesuai Harapan, Layanan Grab Kitchen Akan Ditutup

Tak hanya di Asia Tenggara, Elon Musk langsung melakukan PHK terhadap ribuan karyawan di Twitter pasca mengambil alih perusahaan itu. Dikutip dari Fox Business, PHK karyawan tersebut dilakukan melalui email kepada 7.500 karyawan Twitter.  

Langkah ini adalah perombakan terbaru sejak ia menyelesaikan pembelian platform yang berbasis di California ini senilai US$ 44 miliar.  

Tak hanya itu, CEO Meta Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa perusahaannya merumahkan 13% tenaga kerjanya, yang berjumlah lebih dari 11.000 orang dari armada kerjanya sebanyak 87.000 orang secara global.  

Melansir Quartz, dalam sebuah catatan untuk karyawan yang diterbitkan Kamis (9/11/2022) di situs web Meta, Zuckerberg meminta maaf kepada karyawan yang terkena dampak PHK.  

Berdasarkan Gadgetsnow, pada September 2022, juru bicara Microsoft mengkonfirmasi bahwa perusahaan melepaskan pekerja tambahan karena pendapatan dari bisnis perangkat lunak diperkirakan akan melambat, akibat penjualan lisensi Windows untuk PC yang lemah.

"Seperti semua perusahaan, kami mengevaluasi prioritas bisnis kami secara teratur, dan membuat penyesuaian struktural yang sesuai," jelas juru bicara Microsoft.  

Baca Juga: PHK di Perusahaan Teknologi, Baik untuk Mitra dan Ekosistem

Dia menambahkan, “Kami akan terus berinvestasi dalam bisnis kami dan mempekerjakan di area pertumbuhan utama di tahun depan,” tambahnya.  Pengumuman itu muncul tiga bulan setelah Microsoft mengatakan memangkas kurang dari 1% karyawan pada Juli.  

Sedangkan merujuk, Gadgetsnow memberitakan, Intel Corp memangkas jumlah pekerja dan memperlambat pengeluaran untuk pabrik baru dalam upaya menghemat dana senilai US$ 3 miliar tahun depan. Hal tersebut diumumkan oleh produsen chip baru-baru ini.

Pengurangan jumlah karyawan tersebut merupakan respons terhadap penurunan permintaan untuk chip konsumen perusahaan, yang diakibatkan oleh menyusutnya pasar PC.

Penurunan ini terjadi bahkan ketika Intel akan menerima miliaran dana dari CHIPS Act; paket pemerintah AS yang bertujuan untuk meningkatkan manufaktur chip dalam negeri.

PHK akan sangat memukul tim penjualan dan pemasaran Intel, kata Bloomberg, yang mempengaruhi sekitar 20% anggota tim.  




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×