kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,43   -20,30   -2.19%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS Tambahkan Puluhan Perusahaan China ke Daftar Hitam Perdagangan


Jumat, 16 Desember 2022 / 15:38 WIB
AS Tambahkan Puluhan Perusahaan China ke Daftar Hitam Perdagangan
ILUSTRASI. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali meningkat. Pemerintahan Joe Biden menambahkan puluhan nama perusahaan China dalam daftar hitam perdagangan di AS pada kamis (15/12).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali meningkat. Pemerintahan Joe Biden menambahkan puluhan nama perusahaan China dalam daftar hitam perdagangan di AS pada kamis (15/12).

Produsen chip Yagtze Memory Technologies Co (YMTC), Shanghai Mikro Electronics Equipment Group Co dan lusian perusahaan teknologin lain masuk dalam daftar baru itu.

Departemen Perdagangan AS menempatkan puluhan perusahaan China dalam daftar yang dinamai entitas. Artinya, barang siapa yang ingin memasok produk dari perusahaan dengan teknologi AS maka harus memerlukan lisensi dari pemerintahan Biden, sesuatu yang tentu sulit didapat.

YMTC ditambahkan ke dalam daftar karena khawatir dapat mengalihkan teknologi AS ke raksasa teknologi China yang sebelumnya masuk daftar hitam Huawei.

Pengxiwei IC Manufactuting Co (PXW) juga masuk dalam daftar itu. Perusahaan ini merupakan stratup chip yang dijalankan mantan eksekutif Huawei Technologies dan sedang membangun fasilitas dekat kantornya.

Huawei, yang sudah dapat sanksi ketat di AS, diperkirakan akan membeli seluruh atau sebagianbesar hasil pabrik chip PWX, menurut laporan Bloomberg pada Oktober lalu.

Baca Juga: Gedung Putih: AS Siap Bantu China Hadapi Lonjakan Covid-19 Jika Diminta

Tambahan daftar hitam itu merupakan bagian dari dorongan untuk membatasi akses China ke pembuatan chip canggih dan teknologi kecerdasan buatan. AS ingin menjauhkan hal itu dari militer negara Asia.

Pada Oktober lalu, pemerintahan Biden telah meluncurkan langkah-langkah besar membatasi perusahaan AS menjual produknya ke China. Sekutu AS juga terdorong mengikuti rencana itu.

Alan Estevez, Wakil Menteri Perdagangan untuk Industri dan Keamanan AS mengatakan, tujuan penambahan daftar hitam itu adalah untuk membatasi kemampuan China memanfaatkan  kecerdasan buatan, komputasi canggih dan teknologi canggih lainnya yang tersedia secara komersial untuk modernisasi militer dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Pekerjaan ini akan berlanjut, begitu pula upaya kami untuk mendeteksi dan menahan upaya Rusia untuk mendapatkan barang dan teknologi yang diperlukan untuk memerangi Ukraina, termasuk dari Iran," kata Alan seperti dikutip Bloomberg, Jumat (16/12).

Yangtze Memory dan Shanghai Micro ditambahkan ke dalam daftar karena keduanya dikhawatirkan akan bekerja dengan perusahaan yang telah diputuskan AS sebagai risiko terhadap keamanan nasional atau mendukung penindasan oleh pemerintah China, termasuk Huawei dan Hangzhou Hikvision Digital Technology Co.

Kedua perusahaan itu merupakan andalan utama China untuk membangun bisnis pembuatan chip domestik dan mengurangi impor, terutama yang berasal dari AS. Secara keseluruhan, 36 perusahaan bergabung dengan daftar entitas.

Shanghai Micro, lebih dikenal sebagai SMEE, adalah pembuat peralatan litografi terkemuka di Tiongkok. Perusahaan ini merupakan saingan yang lebih kecil dari ASML Holding NV, perusahaan Belanda yang mesinnya sangat penting untuk produksi chip tercanggih.

Keunggulan teknologi ASML di bidang itu saat ini tidak tertandingi oleh perusahaan mana pun di mana pun, dan tindakan keras terhadap SMEE akan semakin memperkecil kemungkinan munculnya penantang dari China.

Sementara Yangtze merupakan pemasok chip memori flash, jenis komponen yang menyimpan data di ponsel dan komputer pribadi. Perusahaan membuat kemajuan pesat dalam teknologi produksinya, mengejar produsen seperti Samsung Electronics Co., Kioxia Holdings Corp. dan Micron Technology Inc.

Yangtze Memory sedang dalam pembicaraan untuk memasok Apple, yang membuat hampir semua iPhone-nya di China. Aturan sebelumnya yang diumumkan pada bulan Oktober telah merusak aksesnya ke mesin produksi. Sekarang daftar entitas semakin menghambat kemampuannya untuk bersaing.

Bagi Beijing, pembatasan ekspor menambah tekanan untuk mengembangkan industri pembuatan chip lokal. Negara ini telah menggelontorkan puluhan miliar dolar ke dalam kemampuan domestiknya, dengan hasil yang beragam. Pejabat China sekarang menyiapkan paket 1 triliun yuan atau sekitar US$ 144 miliar untuk mensubsidi pembelian pembuat chip lokal dari perusahaan peralatan negara, demikian laporan Reuters.

Pengumuman terbaru oleh Departemen Perdagangan juga memperluas pembatasan teknologi AI. Cambricon Technologies Corp dan beberapa afiliasinya, yang mengembangkan komponen atau sistem AI, ditambahkan ke dalam daftar.

Tetapi AS juga melonggarkan pembatasan di area tertentu. Sekitar 26 entitas akan dihapus dari daftar sebelumnya  karena Beijing mengizinkan perwakilan AS untuk memeriksa apakah mereka mematuhi aturan.

Sembilan perusahaan Rusia juga dikeluarkan dari daftar awal, tetapi mereka dimasukkan ke dalam daftar entitas karena Moskow telah mencegah upaya untuk memastikan bagaimana teknologi mereka digunakan.

Baca Juga: AS Akan Tambahkan Lebih dari 30 Perusahaan China ke Daftar Hitam Perdagangan




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×