kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,31   1,14%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 830   13,16   1,61%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,83   1,88%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 121   1,88   1,59%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,29   1,65%

AS Akan Tambahkan Lebih dari 30 Perusahaan China ke Daftar Hitam Perdagangan


Rabu, 14 Desember 2022 / 15:12 WIB
AS Akan Tambahkan Lebih dari 30 Perusahaan China ke Daftar Hitam Perdagangan
ILUSTRASI. AS Akan Tambahkan Lebih dari 30 Perusahaan China ke Daftar Hitam Perdagangan


Sumber: Bloomberg | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Joe Biden berencana memasukkan lebih dari 30 nama perusahaan China ke dalam daftar hitam perdagangan AS. Hal ini dilakukan untuk mencegah perusahaan terkait membeli keperluan dari AS.

Kebijakan Biden ini secara khusus menargetkan perusahaan China yang diduga terlibat dalam proyek militer negara. AS khawatir akan ada ancaman pencurian data selama kegiatan perdagangan berlangsung.

Dilansir dari Bloomberg, salah satu perusahaan yang akan masuk ke daftar hitam, atau Entity List, adalah Yangtze Memory Technologies.

Langkah ini diperkirakan akan memicu eskalasi terbaru dalam konflik AS-China di sektor teknologi. Bulan Oktober lalu, pemerintahan Biden juga telah menerapkan pembatasan serupa.

Baca Juga: Hadapi Pembatasan AS, China Siapkan Paket US$ 143 Miliar untuk Perusahaan Chip

Saat itu, Departemen Perdagangan AS menambahkan 31 organisasi. Yangtze Memory saat itu masih dipantau dan masuk ke dalam Unverified List karena otoritas AS masih belum sanggup membuktikan bahwa perusahaan tersebut tidak mendukung militer China.

Yangtze Memory adalah pembuat semikonduktor 3D NAND terbesar di China. Perusahaan ini memproduksi chip memori untuk smartphone dan perangkat komputasi lainnya. 

China dengan tajam mengkritik langkah AS, dengan alasan bahwa pemerintah Amerika berusaha menghentikan kebangkitan industri mereka. Minggu ini China mengajukan protes ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) agar membatalkan kontrol perdagangan yang diberlakukan AS.

Baca Juga: Jack Dorsey: Twitter yang Sekarang Berbeda dengan Twitter yang Dulu

Bagi China, kebijakan AS itu mengganggu perdagangan global dan rantai pasokan.

Pemerintah AS saat ini memberlakukan pembatasan chip dengan alasan langkah itu diperlukan untuk menghentikan China menjadi ancaman ekonomi dan militer.

Pemerintahan Biden ingin memastikan pembuat chip negara itu tidak mengamankan kemampuan untuk membuat semikonduktor canggih yang akan memperkuat militer China.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×