Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Kepolisian Hong Kong tengah mempertimbangkan untuk mempersenjatai petugas mereka dengan alat kejut listrik atau menjerat mereka dalam jaring (net gun). Melansir South China Morning Post, ini merupakan suatu langkah yang akan meningkatkan respons mereka dalam menghadapi aksi protes di Hong Kong.
Pakar keamanan dan pejabat tinggi mengatakan rencana itu akan membantu menyumbat celah dalam persenjataan pasukan dan memberikan alternatif yang lebih aman dibanding senjata api. Akan tetapi kelompok hak asasi manusia memperingatkan risiko kesehatan lain atas penggunakan alat itu, seperti berhentinya detak jantung.
Seorang sumber senior kepolisian mengatakan, mereka telah membandingkan berbagai model perangkat kejut listrik dan net gun yang tersedia di pasar.
Baca Juga: Merugi, perusahaan perhiasan kedua terbesar dunia tutup 15 outlet di Hong Kong
"Tujuannya adalah untuk memperkaya opsi penggunaan kekuatan, alih-alih meningkatkan tingkat kekuatan atau membawa senjata mematikan," kata sumber itu kepada South China Morning Post.
"Itu menguntungkan para petugas dan pelaku aksi, karena semakin lama mereka melawan atau berjuang [selama penangkapan], semakin tinggi kemungkinan kedua belah pihak terluka," tambahnya.
Eksplorasi perangkat keras baru dilakukan setelah polisi meninjau Operation Tiderider, yang diluncurkan pada Juni tahun lalu untuk menangani aksi protes jalanan.
Baca Juga: Louis Vuitton rilis jam tangan pintar edisi Imlek
Hampir 7.000 orang telah ditangkap, yang termuda berusia 11 tahun, karena kerusuhan sipil. Aksi ini dipicu oleh undang-undang ekstradisi yang sekarang sudah ditarik dan sekarang memasuki bulan kedelapan setelah berkembang menjadi kampanye anti-pemerintah yang lebih luas.