kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kepulauan Pasifik Jadi Wilayah yang Paling Membutuhkan Bantuan di Dunia


Selasa, 31 Oktober 2023 / 14:32 WIB
Kepulauan Pasifik Jadi Wilayah yang Paling Membutuhkan Bantuan di Dunia
ILUSTRASI. Abu tebal jatuh di atas Nomuka di Tonga setelah negara kepulauan Pasifik itu dilanda tsunami yang dipicu oleh letusan gunung berapi bawah laut 17 Januari 2022. Angkatan Pertahanan Selandia Baru/Handout melalui REUTERS


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Bukan Afrika atau Timur Tengah, survei terbaru menunjukkan bahwa Kepulauan Pasifik adalah wilayah di dunia yang paling membutuhkan bantuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Lowy Institute's Pacific Aid Map menunjukkan bahwa Kepulauan Pasifik menerima lebih dari US$40 miliar bantuan pembangunan antara tahun 2008 dan 2021.

Selama periode itu, pendanaan pembangunan memainkan peran yang lebih besar di negara-negara yang ada di kawasan itu dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Dukungan anggaran langsung kepada pemerintah Kepulauan Pasifik melonjak pada tahun 2021, hingga mencapai 40% dari seluruh pendanaan pembangunan.

"Negara-negara Kepulauan Pasifik adalah rumah bagi populasi terkecil, paling terpencil, dan tersebar secara internal di dunia. Situasi ini menimbulkan tantangan besar dalam mewujudkan jalur pembangunan yang lebih tradisional," kata Alexandre Dayant, Wakil Direktur Lowy Institute’s Indo Pacific Development Centre, dikutip Reuters.

Baca Juga: PBB Mengakui Perang Israel-Hamas Telah Meluas ke Suriah

Dayant menambahkan, negara-negara di kawasan itu pada umumnya hanya mengandalkan pendapatan dari pariwisata, izin penangkapan ikan, ekspor komoditas dan mobilitas tenaga kerja ke luar negeri, yang semuanya juga sangat terbatas.

Dampak perubahan iklim seperti naiknya permukaan air laut dan peristiwa cuaca ekstrem mengancam mata pencaharian banyak negara di kawasan itu.

Laporan Lowy Institute juga mencatat sekitar 39% dari seluruh bantuan yang dijanjikan kepada kawasan ini pada tahun 2021 terkait dengan perubahan iklim, meskipun pendanaan perubahan iklim masih berada di bawah jumlah yang dibutuhkan.

Sejauh ini Australia adalah donor terbesar bagi Kepulauan Pasifik. Negeri Kanguru menyediakan sekitar 40% dari total pendanaan pembangunan, atau US$17 miliar antara tahun 2008 dan 2021. Menyusul di belakangnya adalah China yang menyumbang US$3,9 miliar pada periode yang sama.

Baca Juga: Genjot Cadangan Devisa, Bank Sentral Thailand Menambah Aset Emas

Kebutuhan akan bantuan yang sangat besar untungnya dipermudah dengan adanya persaingan banyak negara besar untuk mendapatkan pengaruh di wilayah tersebut.

Sebagai contoh, Australia dan Jepang secara signifikan meningkatkan dukungan pembangunan pada tahun 2021, sementara China mulai menurunkan nominal dan beralih ke bantuan yang bersifat politik dengan menyalurkan US$241 juta ke beberapa negara yang baru-baru ini menjalin hubungan diplomatik.

Pada tahun 2021, transaksi terbesar yang dicatat oleh Pacific Aid Map adalah pinjaman Australia sebesar A$466 juta ke Papua Nugini. Papua Nugini menyumbang 73% PDB kawasan dan menerima sekitar 43% dari total pendanaan pembangunan.

Di bawah Papua Nugini ada Kepulauan Solomon yang mendapat 13% dari total bantuan yang diterima kawasan tersebut. Negara ini juga dekat dengan China karena memiliki perjanjian keamanan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×