Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kerugian ekonomi China akibat bencana alam melonjak menjadi 41,18 miliar yuan atau US$ 5,74 miliar di Juli 2023.
Melansir Reuters, Sabtu (5/8), nilai itu lebih besar daripada gabungan kerugian dari Januari 2023 sampai Juni 2023, didorong oleh cuaca buruk karena dua topan dahsyat menghantam China dalam satu bulan.
Dampak banjir yang biasa terjadi di China pada musim panas makin terasa tahun ini, memengaruhi lebih dari 7 juta orang di seluruh negeri pada Juli 2023. Adapun Beijing dilanda hujan terburuk dalam 140 tahun terakhir.
Baca Juga: China Akan Libatkan Seluruh Warganya dalam Perang Melawan Spionase
Pemerintah China mencatat kerugian pada Juli 2023 akibat Topan Talim yang menimpa China Selatan pada pertengahan bulan sebesar 2,61 miliar yuan, sedangkan kerugian akibat topan Doksuri yang dampaknya terasa di Cina Timur Laut pada akhir Juli 2023 mencapai 14,74 miliar yuan.
Kerugian secara keseluruhan diperparah oleh kerusakan akibat banjir di bagian Barat Daya dan Barat Laut China. Angkanya jauh melebihi 38,23 miliar yuan pada paruh pertama tahun 2023.
Fenomena itu menimbulkan hambatan yang tak terduga terhadap pertumbuhan ekonomi China yang saat ini membutuhkan stimulus.
Sementara itu, lebih dari 1,2 juta orang telah dievakuasi pada Rabu (2/8) di Hebei Utara karena banjir yang disebabkan oleh topan Doksuri.
Adapun Pelabuhan Tianjin yang berbatasan dengan Beijing dan Hebei, pemerintah setempat telah mengevakuasi sekitar 66.000 orang untuk bersiap-siap menghadapi banjir dari hulu sungai.
Baca Juga: China Cabut Tarif Anti Dumping Impor Gandum Asal Australia
Di sisi lain, Perencana Ekonomi China pada Jumat (4/8) mengalokasikan dana tambahan sebesar 100 juta yuan untuk mendukung pemulihan pasca bencana di Tianjin dan Hebei.
Kementerian Keuangan dan Sumber Daya Air China secara terpisah pada Jumat (4/8), juga menawarkan dana 450 juta yuan untuk mendukung upaya pemulihan secara keseluruhan.