Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KUALA LUMPUR/TOULOUSE. International Air Transport Association (IATA) memprediksi, di tahun 2009, kerugian yang diderita maskapai penerbangan dunia akan mencapai US$ 9 miliar. Angka ini hampir naik dua kali lipat dibanding prediksi sebelumnya seiring dengan terjadinya resesi global serta ditambah dengan menyebarnya virus flu babi.
IATA juga bilang, tingkat penjualan penerbangan dunia diramal akan mengalami penurunan sebesar 15% menjadi US$ 448 miliar pada tahun ini dari sebelumnya US$ 528 miliar di 2008.
“Kondisi ini merupakan situasi paling sulit yang harus dihadapi oleh industri penerbangan. Masa depan kami sangat bergantung dari sokongan partner, pemerintah dan industri lainnya,” jelas IATA Chief Executive Officer Giovanni Bisignani.
Selain itu, IATA juga memprediksi, tingkat permintaan perjalanan penerbangan akan melorot 8% dan permintaan kargo akan melorot 17%.
Seperti yang diketahui, resesi global yang sudah berlangsung setahun lebih menyebabkan kian berkurangnya permintaan perjalanan kelas premium secara drastis. Sebab, para pengguna kelas bisnis banyak yang mengganti tiketnya dengan harga yang lebih murah.
Sekadar tambahan, China Eastern Airlines Corp dan Shanghai Airlines Co berencana untuk mengombinasikan kedua perusahaan. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi kompetisi di ibukota China tersebut sehingga dapat membantu meningkatkan laba bagi kedua perusahaan.