Sumber: Reuters | Editor: Hendra Gunawan
BEIJING. Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) makin menunjukkan bentuknya. Hari ini, Senin (29/6), para anggota AIIB bakal menandatangani klausul kesepakatan yang menentukan porsi saham masing-masing anggota dan modal awal bank investasi infrastruktur tersebut.
Malcolm Cook, pengamat senior Institute of Southeast Asian Studies, mengatakan, pendirian AIIB merupakan kemenangan bagi China. "Tapi, banyaknya anggota bank ini berarti manajemen AIIB akan rumit, karena akan ada lebih banyak kepentingan," kata Cook.
Menurut seorang diplomat Barat di Beijing, China tak punya pilihan selain membentuk bank sendiri, setelah gagal dalam upaya mendapat peran lebih besar di institusi finansial seperti Dana Moneter Internasional (IMF).
Negara-negara Asia diprediksi akan memiliki porsi total hingga 75% di AIIB. Dari jumlah ini, tiap-tiap negara Asia bakal mendapat jatah saham sesuai ukuran ekonomi. China diperkirakan akan menjadi pemegang saham terbesar, dengan porsi 25%–30%. India kemungkinan menjadi pemegang saham terbesar kedua dengan berporsi 10%–15%. Sedang Jerman berniat jadi pemegang saham terbesar keempat setelah China, India, dan Rusia dengan porsi 4,1%.