Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SYDNEY. Setelah negara-negara Eropa, kini giliran Australia berminat menyetor modal di Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Perdana Menteri Australia, Tony Abbott bilang, pihaknya telah berbicara dengan China soal pengelolaan AIIB.
Abbott mengatakan, pihaknya menggelar pembicaraan dua pihak untuk memastikan bahwa AIIB memang akan menjadi lembaga multilateral. "Kami ingin memastikan bahwa proses lembaga ini transparan, bertanggung jawab dan tidak dikendalikan oleh entitas tertentu," kata Abbot seperti dikutip BBC.
Abbott menambahkan, Australia akan mengambil keputusan dalam beberapa hari ke depan. Menurut sumber Bloomberg, Australia akan menandatangani memorandum of understanding sebelum meneken kesepakatan AIIB. National Security Committee menyetujui investasi Australia di AIIB dan mendiskusikan kisaran dana investasi mulai dari ratusan juta dollar aussie hingga A$ 3 miliar.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, pekan lalu, mengatakan bahwa Australia masih punya ganjalan sebelum bergabung. Misalnya, proposal China yang berniat menggenggam 49% saham bank. Di bank-bank multilateral, kepemilikan maksimal satu pemegang saham 20%.
Australia, Korea Selatan dan Jepang merupakan tiga negara berpengaruh di Asia yang belum bergabung dengan AIIB. Korea Selatan belum menentukan sikap. Sedangkan, Jepang masih hati-hati bergabung. Jepang dan Amerika Serikat (AS) mendominasi kepemilikan di Asian Development Bank (ADB).
Kepala ADB, Takehiko Nakao mengatakan, pihaknya bisa bekerja sama dengan AIIB dan mendanai bersama proyek infrastruktur jika standar untuk pengucuran dana bisa terpenuhi. Bank Dunia pun mengatakan bahwa tengah mendiskusikan prospek kerjasama dengan AIIB.
Abbott menambahkan, dia telah berdiskusi dengan Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Dia pun akan mendiskusikan langkah lebih lanjut dengan dua pihak tersebut.
Joe Hockey, Menteri Keuangan Australia mengatakan, penting bagi Australia untuk mengambil bagian dalam bank yang dikelola dengan baik. Apalagi, bank ini akan mendorong infrastruktur dan pertumbuhan di Asia. "Jika dibangun dengan baik, AIIB bisa memegang peran penting untuk mengatasi kebutuhan infrastruktur yang besar di Asia," kata Hockey.
Hockey menambahkan, masih sangat dini untuk menilai AIIB. Tapi sejauh ini, dia melihat China mencatat kemajuan pesat soal pengelolaan bank.
Greg Barton, Profesor School of Political and Social Inquiry di Monash University mengatakan, AS dan Australia menyadari bahwa ini merupakan titik balik bagi China untuk memperluas kepemimpinan di Asia. "Karena sekarang sudah jelas bahwa bank ini pasti terbentuk, saya yakin AS dan mungkin Jepang memandang bahwa perlu bagi mereka agar punya sekutu yang terlibat," kata Barton.
Pekan lalu, tiga negara terbesar zona euro yakni Jerman, Prancis dan Italia mengumumkan rencana bergabung dengan AIIB. Ketiga negara ini menyusul Inggris yang merupakan negara non-Asia pertama yang bergabung.