Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - Ekonomi India yang bertumbuh sejak tahun lalu mulai berdampak pada pasar karya seni. Penjualan karya seni di India dari dua balai lelang besar dunia, Christie's dan Sotheby's, menunjukkan kenaikan. Ini berbeda dengan apa yang terjadi di China. Karya kontemporer disebut paling diminati di India.
Pasar seni di India meningkat lebih tinggi dari China. Menilik hasil penjualan dua balai lelang seni terbesar dunia, terlihat India tengah menunjukkan kepercayaan diri dan kekayaan negaranya.
"Ini kisah besar musim ini, India telah menyalip China sebagai tempat paling menarik," kata Henry Howard Sneyd, Chairman Asian Art Sotheby's, seperti dikutip South China Morning Post. Belanja karya seni berjalan seiring dengan kondisi perekonomian India juga China.
Baca Juga: Transaksi di Balai Lelang Sepanjang 2023 Menurun
Saat perhelatan Asia Week di New York, sebuah karya seniman modern India Sayed Haider Raza terjual di Sotheby's seharga US$ 5,6 juta, dua kali lipat lebih tinggi dari perkiraan. Balai lelang Christie's juga menjual karya seniman India, Francis Newton Souza, berjudul The Lovers, senilai US$ 4,9 juta. Harga ini lima kali lipat dari perkiraan harga tertinggi.
Secara total, hasil lelang saat acara Asia Week di New York pada 14-22 Maret lalu menunjukkan penjualan Christie's dari pembeli India naik 65% menjadi US$ 19,7 juta. Sedang penjualan Sotheby meningkat hampir tiga kali lipat dibanding tahun lalu menjadi US$ 19,8 juta.
Ini berbeda dengan penjualan dari pembeli China, yang hanya naik 4% dibanding periode sama di 2023, menjadi US$ 19,1 juta. Di Sotheby, pembelian dari China justru turun 46% menjadi US$ 10,3 juta.
Antusiasme pasar India terhadap seni juga nampak dari keberhasilan Christie's menjual 93 lot yang ditawarkan. "Tingkat keberhasilan 100% memang merupakan peristiwa langka," tulis Artprice.com, perusahaan riset dan data di bidang seni.
Perkembangan pasar di India membuat para ahli berani memperkirakan pembeli dari Asia akan menyamai pembeli dari Amerika Serikat (AS). Selama ini, pembeli di AS mendominasi balai lelang.
Baca Juga: Penjualan Ritel Daring di Mancanegara Masih Nyaring