kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konglomerat India Vijay Mallya menghadapi kebangkrutan atas utang US$ 1,5 miliar


Rabu, 11 Desember 2019 / 12:34 WIB
Konglomerat India Vijay Mallya menghadapi kebangkrutan atas utang US$ 1,5 miliar
ILUSTRASI. Sebanyak 12 bank pelat merah India mengajukan petisi agar miliarder Vijay Mallya dinyatakan bangkrut.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - LONDON. Sebanyak 12 bank pelat merah India mengajukan petisi agar miliarder Vijay Mallya dinyatakan bangkrut atas utang setara £ 1,15 miliar atau US$ 1,52 miliar yang belum dibayar. Perbankan dan perusahaan restrukturisasi aset yang dipimpin oleh State Bank of India, mengajukan petisi ini di pengadilan London.

State Bank of India mengatakan langkah ini merupakan langkah akhir dari perseteruan panjang. Pengacara bank-bank tersebut mengatakan bahwa Mallya sama sekali belum membayar utang tersebut.

Mallya menghadapi petisi ini di tengah ekstradisi kembali ke negaranya, India, untuk menghadapi tuduhan penipuan. Pendiri Kingfisher Airlines Ltd ini diberi waktu untuk banding atas pengajuan kebangkrutan, yang akan digelar pada Februari mendatang.

Baca Juga: Banyak BUMN masuk list rentan bangkrut, ini penyebabnya

Petisi kebangkrutan ini dibawa ke London karena Mallya tinggi di Inggris sekitar 20 tahun dan memiliki sejumlah aset di negeri Ratu Elizabeth ini. Marcia Shekerdemian, pengacara 12 bank ini mengatakan bahwa aset Mallya ini termasuk townhouse di Regent's Park London yang diperkirakan bernilai lebih dari £ 30 juta, mansion di Hertfordshire bernilai £ 13 juta, tiga yacht dan saham di Force India Formula One Team Ltd.

Philip Marshall, pengacara Mallya mengatakan dalam pernyataan tertulis yang dikutip Bloomberg bahwa petisi kebangkrutan ini harus dihentikan karena bank-bank tersebut mengejar utang yang sama melalui pengadilan India dengan dasar yang sangat bertentangan. Dia menambahkan, paling tidak sidang harus ditunda sampai penentuan banding Mallya terhadap perintah ekstradisi.

Baca Juga: Kingfisher India babat habis aktivitas penerbangan

Mallya ditangkap di London pada April 2017 setelah 17 bank menuduhnya sengaja tidak membayar atau default lebih dari 91 miliar rupe atau setara US$ 1,3 miliar akumulasi utang Kingfisher Airlines yang ditutup pada tahun 2012. Bank-bank ini menilai Mallya sengaja tidak membayar meski memiliki sarana untuk membayar utang tersebut.




TERBARU

[X]
×