Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara telah memulai program peningkatan produksi obat-obatan serta alat kesehatan di tengah gelombang Covid-19 yang melanda selama seminggu terakhir. Korea Utara telah mengklaim bebas dari virus corona selama dua tahun terakhir,
Kantor berita nasional Korea Utara, KCNA, pada hari Kamis (19/5) melaporkan perusahaan terkait mulai memproduksi lebih banyak suntikan, obat-obatan, termometer, dan pasokan medis lainnya di ibu kota Pyongyang dan daerah-daerah sekitarnya.
Di saat yang sama, bangsal isolasi telah banyak didirikan dan petugas disinfeksi diintensifkan di seluruh negeri.
"Ribuan ton garam segera diangkut ke Kota Pyongyang untuk menghasilkan larutan antiseptik, ungkap KCNA, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: WHO: Ada Risiko Kelahiran Varian Covid-19 Baru di Korea Utara
Laporan ini muncul setelah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengkritik distribusi obat-obatan yang tidak efektif, serta mengecam para pejabat yang dianggap tidak bersikap dewasa dalam menanggapi epidemi.
Tiga pesawat Korea Utara dilaporkan tiba di China dan kembali ke Pyongyang pada Senin (16/5) dengan membawa pasokan medis.
Hingga Rabu (18/5) malam, Korea Utara melaporkan tambahan 262.270 orang yang mengalami gejala deman dan satu orang meninggal. Namun, Korea Utara tidak menjelaskan secara spesifik berapa banyak orang yang positif Covid-19.
Baca Juga: Kematian Akibat Covid-19 Terus Bertambah, Kim Jong Un Tegur Pejabat hingga Apoteker
Sejak Kamis (12/5) pekan lalu, Korea Utara sudah melaporkan 1.978.230 orang dengan gejala demam dan 63 kematian. Saat ini Korea Utara telah memberlakukan tindakan anti-virus yang ketat.
Tanpa adanya program vaksinasi nasional dan pengobatan Covid-19, pemerintah telah mendorong pasien untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik serta pengobatan rumahan yang belum diverifikasi kemanjurannya.
Beberapa yang banyak dilakukan seperti berkumur dengan air garam, atau minum teh lonicera japonica atau teh daun willow. Korea Utara menyebut metode itu efektif dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit berbahaya.