Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KORSEL. Konflik di Semenanjung Korea kemungkinan bisa kembali memanas. Pasalnya, Korea Selatan bersiap melakukan latihan penembakan artileri di sepanjang perbatasan yang disengketakan. Ini bakal menjadi latihan pertama yang dilakukan sejak penembakan yang mematikan terhadap pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara.
Lebih dari 40.000 tentara Jepang dan AS memulai latihan bersama, hari ini. Korsel memperingatkan pelayaran untuk menghindari 29 daerah sekitar pantai 6 Desember ini. Satu zona terletak sekitar 11 kilometer dari pulau Daechong, dalam perairan yang diklaim Korut, dan sekitar 160 kilometer dari daratan Korsel.
Sebelumnya, Korea Utara menyerang masyarakat nelayan dan pos militer Yeonpyeong pada 23 November, yang menewaskan empat orang dan menghancurkan rumah.
Menteri Pertahanan Korsel, Kim Kwan Jin mengatakan hari ini, akan mempertimbangkan apakah akan kembali menjadikan Korea Utara sebagai "musuh utama" negara dalam pedoman militernya. "Tidak diragukan kepemimpinan Korut dan militer adalah musuh utama kami. Musuh akan berusaha lebih provokatif. Saya akan memastikan musuh bahkan tidak berani untuk berpikir tentang hal itu," kata Kim.
Sementara, Dinas Intelijen Nasional berpendapat Korut mungkin meluncurkan serangan lain di Selatan. Korut memiliki lebih dari 5.200 peluncur roket, 100 unit lebih besar dari perkiraan sebelumnya, yang bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerang ibukota Korea Selatan.
Bahkan, seorang pejabat pemerintah Korea Selatan yang enggan diindentifikasi seperti dikutip Yonhap, menyebut Korut juga telah meningkatkan jumlah tank dan kemampuan untuk mencegat pesawat.
Latihan Korsel mulai 6 Desember akan mencakup penembakan dari kapal angkatan laut menuju laut dekat pulau Daecheong. Latihan ini akan melibatkan kapal induk USS George Washington dan sekitar 400 pesawat dan 60 kapal perang di Jepang-AS. Jepang dan AS bergabung dengan Korsel mengutuk serangan Korut, menolak permintaan China untuk melakukan pembicaraan dengan Korut, dan menyerukan kepada pemerintah China untuk berbuat lebih banyak guna mengekang sekutunya.