kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kubilayev: Diduga mencuci uang di properti (4)


Senin, 16 Februari 2015 / 17:30 WIB
Kubilayev: Diduga mencuci uang di properti (4)
ILUSTRASI. Waspada, Inilah 6 Bahaya Minum Susu Kental Manis Berlebihan


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Tri Adi

Siapa sangka sosok Timur Kulibayev memiliki masalah pelik. Kisah sukses pebisnis sekaligus pemilik harta kekayaan senilai US$ 2 miliar ini tercoreng oleh sejumlah kasus korupsi dan pencucian uang yang dialamatkan kepada dirinya. Disinyalir, pembelian rumah milik Pangeran Andrew senilai US$ 15 juta pada tahun 2007 silam merupakan salah satu siasat menantu dari Presiden Kazakhstan ini dalam menjalankan praktik pencucian uang.

Tidak pernah ada orang yang ingin terlibat masalah. Namun Timur Kulibayev tidak bisa mengelak persepsi dan tudingan buruk atas permasalahan yang tengah dihadapinya.

Salah satu kasus besar yang Kulibayev alami adalah dugaan keterkaitan dirinya dengan Ruslan Tsarni, paman dari terdakwa peledakan bom di Boston pada 2013 silam. Seperti dikisahkan oleh helpfreetheearth.com, Ruslan Tsarni yang pada saat ini berada di bawah penyelidikan kriminal internasional, memiliki  hubungan dengan Kulibayev.

Tak hanya dengan Ruslan Tsarni saja, Kulibayev juga berteman dengan Pangeran Andrew, anak Ratu Elizabeth. Berawal dari penjualan Ascot Mansion di Sunninghill Park kepada Kulibayev pada tahun 2007. Ascot Mansion merupakan hunian mewah hadiah Ratu Inggris untuk pernikahan Pangeran Andrew dengan Sarah Ferguson.

Seperti diwartakan The Guardian pada November 2010, Kulibayev membeli aset sang Pangeran seharga US$ 15 juta, jauh lebih tinggi dari harga penawaran yang hanya US$ 3 juta. Anehnya, Kulibayev berani membayar harga sangat tinggi meski tidak ada calon pembeli lain.

Tidak disebutkan alasan Pangeran Andew melego hadiah pernikahannya itu. Namun yang menjadi sorotan adalah kehadiran Kulibayev sebagai pembeli aset dengan harga fantastis.

Sempat beredar kabar bahwa ini cara Kulibayev agar lebih dekat dengan keluarga kerajaan Inggris. Namun seperti diberitakan The London Telegraph, Jaksa di Italia dan Swiss mencium aroma lain dari transaksi tersebut.

Kulibayev disinyalir tengah melakukan praktik pencucian uang atas serangkaian tuduhan korupsi yang dialamatkan kepadanya. Tidak hanya membeli Ascot Mansion, Kulibayev juga membeli empat rumah lain di Inggris pada tahun yang sama. Jika ditotal, menantu Presiden Kazhakhstan ini sudah menggelontorkan investasi senilai US$ 96 juta untuk membeli properti di Inggris.

Dugaan praktik pencucian uang juga sempat dilontarkan WikiLeaks. Organisasi internasional yang kerap menyebarkan dokumen rahasia ini juga menyebutkan pembelian aset Pengaran Andrew oleh Kulibayev sangat tidak wajar. WikiLeaks menyebut fenomena ini sebagai korupsi endemik pejabat di Kazakhstan.

Ruslan Tsarni dalam sebuah kesaksian di muka pengadilan pernah menyebutkan bahwa pembelian aset properti di Inggris senilai total US$ 96 juta oleh Kulibayev hanya bentuk dari tindak pidana pencucian uang.

Pernyataan Ruslan tersebut pun membuat citra Kulibayev rusak. Apalagi, sebagai menantu Presiden Kazakhstan, Kulibayev digadang menjadi salah satu kandidat pemimpin di Kazakhstan. Pernyataan Ruslan juga memposisikan Kulibayev sebagai koruptor kelas dunia.

Alasan Kulibayev ingin membina hubungan dengan keluarga Inggris kian pudar. Sebab, semua aset yang telah dibeli justru dibiarkan terbengkalai. Meski begitu, sempat beredar kabar bahwa kedekatan Pangeran Andrew dengan Kulibayev memang sudah terjalin sejak lama. Pangeran Andrew disebut-sebut sempat mengunjungi Kazakhstan pada 2003, 2006, dan Oktober 2007. Terlebih lagi, Kuolibayev mengaku dirinya pernah bertemu beberapa kali dengan Pangeran Andrew, sejak pembelian rumah di Sunninghill.

Kulibayev memang telah mengukir prestasi dengan keberhasilannya menjalankan sejumlah perusahaan yang menempatkan dia sebagai miliarder dunia. Namun, pemilik harta senilai US$ 2 miliar itu ternyata punya kisah pelik. Bukan tidak mungkin, mimpi untuk menjadi Presiden Kazakhstan bakal kandas.                         

(Selesai)




TERBARU

[X]
×