Sumber: Reuters |
NEW YORK. Pada awal pekan ini (8/4), Alcoa Inc., produsen aluminium terbesar di Amerika Serikat (AS) melaporkan lonjakan keuntungan 58% selama kuartal pertama tahun ini. Meski begitu, harga saham Alcoa tertekan karena investor mengkhawatirkan prospek perusahaan tersebut.
Maraknya permintaan produk aluminium rekayasa mendorong laba bersih Alcoa mencapai US$ 149 juta, atau 13 sen per saham. Sementara labanya pada periode sama 2012 sebesar US$ 94 juta.
Selain itu, Alcoa melaklukan efisiensi meski penjualannya melemah 3% menjadi US$ 5,83 miliar. Alcoa menunjuk harga aluminium yang rendah serta terbatasnya permintaan di Eropa sebagai biang keladi penurunan tersebut.
Alcoa merupakan perusahaan pertama di AS yang melaporkan kinerja keuangan kuartal I 2013. Lantaran aluminium digunakan di berbagai produk mulai dari mobil, pesawat, bangunan, hingga kaleng soda, kinerja Alcoa kerap dilihat sebagai bel cuaca kinerja industri.Manajemen mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan aluminium tahun ini sebesar 7%, dengan kondisi pasar lebih ketat dan pasokan menurun.
Penjualan tertekan
Tapi, harga saham Alcoa pada penutupan perdagangan, Senin lalu, di bursa New York, merosot 1% menjadi US$ 8,27 per saham. Investor terlihat ragu dengan kinerja Alcoa karena harga aluminium masih tertekan.
Sejak Maret, harga aluminium untuk kontrak tiga bulan terperosok di bawah US$ 2.000 per ton. Harganya hampir sama dengan nilai produksi di peleburan mana pun. Rendahnya harga ini dipicu permintaan global yang melesu sementara pasokan berlimpah. "Sangat sulit melihat perusahaan ini membuat kenaikan keuntungan yang berarti dengan harga saat ini," kata Bridget Freas, analis Morningstar di Chicago.
Direktur Keuangan Alcoa, William Oplinger memperkirakan, pertumbuhan pendapatan dari alumina dan aluminium akan stagnan di kuartal kedua tahun ini. Karenanya, Alcoa telah mengubah fokus bisnis ke segmen produk rekayasa (engineered), seperti velg roda atau bagian badan pesawat.
Oplinger memperkirakan, pendapatan segmen rekayasa bisa naik 5% di kuartal kedua dibanding kuartal pertama. Sementara segmen gulungan (rolled) seperti pelat dan lembaran logam diharapkan naik 15%-20%. Maklum, tekanan permintaan di China dan AS diramal terus berlanjut.
Penurunan harga aluminium memicu spekulasi Alcoa akan melepas beberapa aset terkait bahan baku. Namun, Chief Executive Alcoa, Klaus Kleinfield membantah kabar tersebut. n