Reporter: Marantina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Goldman Sachs Group Inc mencatatkan kinerja kuartal pertama terburuk sejak dipimpin oleh CEO Lloyd Blankfein pada 2006 silam. Bank asal Amerika Serikat itu melaporkan penurunan laba sebesar 60%.
Merujuk pada laporan keuangan Goldman yang dikutip Bloomberg, tampak anjloknya laba bersih Goldman pada kuartal I 2016 menjadi US$ 1,14 miliar dari sebelumnya US$ 2,84 miliar. Pendapatan perusahaan juga merosot sebesar 40% menjadi US$ 6,34 miliar, meleset dari estimasi US$ 6,69 miliar.
Padahal Blankfein telah berusaha mengurangi turunnya penjualan obligasi selama bertahun-tahun lantaran gejolak pasar, serta ketatnya regulasi. Pria berusia 61 tahun itu juga mendorong pemangkasan biaya terbesar selama bertahun-tahun. Namun, apakah upaya ini bisa memuaskan investor, masih jadi pertanyaan.
Glenn Schorr, analis Evercore ISI, menyatakan kuartal pertama 2016 sebaiknya dilupakan saja. Pasalnya, Return on equity (RoE) perusahaan ini hanya mencapai 6,4%. “Ini sama sekali tidak mencerminkan Goldman Sachs dan di bawah angka yang dianggap nyaman oleh investor, yaitu 11%,” tambahnya.
Akan tetapi, Goldman bukan satu-satunya bank dengan kinerja buruk pada kuartal pertama tahun ini. Morgan Stanley, bank besar lain di AS, juga mengalami penurunan pendapatan dari sisi pendapatan tetap dan perdagangan saham dengan cara memangkas biaya. Bank lain yang melakukan hal serupa ialah JPMorgan Chase & Co., Bank of America Corp. and Citigroup Inc.