kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lagi-lagi perusahaan China dominasi daftar Fortune Global 500


Jumat, 14 Agustus 2020 / 13:14 WIB
Lagi-lagi perusahaan China dominasi daftar Fortune Global 500
ILUSTRASI. Walmart menduduki posisi puncak dalam Fortune Global 500


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) serta perang dagang yang kembali panas, ternyata perusahaan asal China masih unggul ketimbang perusahaan Amerika Serikat (AS) dalam daftar Fortune Global 500. 

Mengingat, lebih banyak perusahaan asal Negeri Tirai Bambu yang menembus daftar ini ketimbang AS. Berdasarkan daftar yang dirilis Senin (10/8) lalu, ada 133 perusahaan China, yang berbasis di China daratan, Hong Kong dan Taiwan masuk dalam peringkat Fortune Global 500.

Baca Juga: Ketegangan makin memuncak, bagaimana nasib kesepakatan perdagangan AS-China?

Sementara itu, Negeri Paman Sam hanya bisa mengantarkan 121 perusahaan dalam daftar tersebut. Disusul, 53 perusahaan dari Jepang, 31 asal Prancis, 27 dari Jerman, dan 22 asal Inggris. 

Meski demikian, perusahaan bermarkas di AS, Walmart sekali lagi menduduki posisi puncak. Diikuti oleh tiga perusahaan China, yakni  Sinopec Group, State Grid, dan China National Petroleum.

Masuk dalam peringkat 10 teratas lainnya adalah Royal Dutch Shell, Saudi Aramco, Volkswagen, BP, Amazon.com dan Toyota Motor.

Ini merupakan tahun kedua bagi perusahaan China mendominasi daftar tersebut. Sebab, pada tahun lalu ada sebanyak 129 perusahaan asal Negeri Tirai Bambu masuk daftar Fortune 500 atau lebih banyak dibandingkan AS yang hanya 121 perusahaan. 

“Sulit untuk melebih-lebihkan pentingnya perubahan dalam ekonomi global yang diwakilinya,” kata Editor-in-Chief Fortune Cliff Lead dilansir dari Shine, Jumat (14/8). 

Menurut dia, ketika daftar Global 500 pertama kali keluar pada tahun 1990, tidak ada perusahaan China masuk dalam daftar ini. Dalam tiga dekade intervensi ekonomi China telah meroket, didukung oleh ledakan perdagangan global yang meluas dari 39% dari PDB global menjadi 59%. 

Fortune menyebut, ekonomi AS dan China saling terkait dalam banyak hal. Maka sulit untuk membayangkan mereka benar - benar memisahkan diri. 

Baca Juga: Bea masuk Airbus cs tak naik, Uni Eropa: Amerika mencegah ketegangan bertambah parah

"Namun kekuatan politik yang kuat di kedua sisi tampaknya mendorong mereka ke arah itu," ungkap Fortune. 

Daftar Fortune Global 500 dihitung terutama pada pendapatan perusahaan. Dikatakan, bahwa 500 perusahaan terbesar dunia menghasilkan total pendapatan US$ 33,3 triliun dan laba US$ 2,1 triliun pada 2019.

Perusahaan Fortune Global 500 tahun ini mempekerjakan 69,9 juta orang di seluruh dunia dan diwakili oleh 32 negara.




TERBARU

[X]
×