kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Laksamana AS sebut China berupaya klaim kawasan Kutub Utara yang kaya sumber daya


Senin, 29 Juni 2020 / 09:52 WIB
Laksamana AS sebut China berupaya klaim kawasan Kutub Utara yang kaya sumber daya
ILUSTRASI. Soldiers carry a PLA flag and Chinese national flags before the military parade to commemorate the 90th anniversary of the foundation of China's People's Liberation Army (PLA) at Zhurihe military base in Inner Mongolia Autonomous Region, China, July 30, 2


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya dinilai harus menjaga hubungan dekat untuk mempertahankan kepentingan mereka di Kutub Utara yang kaya sumber daya saat China memperluas jangkauannya di seluruh dunia.

Dalam sebuah seminar online yang diselenggarakan oleh think tank yang berbasis di London, Institut Internasional untuk Studi Strategis pada hari Kamis, Laksamana Amerika Serikat James Foggo yang merupakan Komandan Pasukan Angkatan Laut AS di Eropa-Afrika, mengatakan China semakin berusaha untuk mengeksploitasi Kutub Utara.

Baca Juga: China kerahkan pelatih seni bela diri setelah bentrokan di perbatasan India

Menurut dia, kegiatannya di wilayah ini serta di Afrika dan Eropa menimbulkan kekhawatiran keamanan bagi AS dan anggota lain dari aliansi keamanan transatlantik. “China bahkan menyebut dirinya dekat negara Kutub Utara,” kata Foggo.

"Mereka sedang mengincar peluang investasi mulai dari eksplorasi sumber daya alam hingga potensi lalu lintas maritim komersial di masa depan lewat 'Jalan Sutra Kutub'," katanya seperti dilansir South China Morning Post.

Ia merujuk pada ambisi Beijing untuk memperpanjang Belt dan Road Initiative yang dibuat oleh Presiden China Xi Jinping ke Kutub Utara oleh mengembangkan jalur pelayaran yang dibuka oleh pemanasan global.

Beijing mengatakan minatnya terhadap Kutub Utara sebagian besar terkait dengan perdagangan dan perlindungan lingkungan, tetapi Foggo mengatakan daerah itu bisa menjadi fokus klaim palsu.

Baca Juga: China melaporkan 12 kasus tambahan virus corona (Covid-19) pada akhir pekan lalu

"Dengan China memiliki presedennya sendiri untuk membuat klaim palsu atas jalur air internasional di Laut China Selatan, ada kemungkinan bahwa China juga akan berusaha untuk membengkokkan aturan yang menguntungkan mereka di Kutub Utara," katanya.

Foggo juga menyoroti teknologi telekomunikasi 5G dan mengendalikan infrastruktur pelabuhan sebagai penyebab kekhawatiran bagi Eropa. "NATO tidak bisa lagi mengabaikan kegiatan China di Eropa," katanya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×