Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONGKONG. Memasuki awal tahun ini, gelombang pemangkasan karyawan masih belum juga berhenti. Yang teranyar, Lenovo Group Ltd mengatakan akan mengurangi sekitar 11% jumlah armada kerjanya. Pasalnya, krisis kredit global berdampak signifikan pada laba perusahaan. Lenovo memprediksi, pihaknya akan mengalami kerugian pertama dalam 11 kuartal terakhir.
Dikabarkan, produsen komputer asal China ini akan memangkas sekitar 2.500 pekerjanya. Dengan demikian, diharapkan perusahaan akan mampu menghemat dana sebesar US$ 300 juta pada tahun yang berakhir Maret 2010.
Manajemen Lenovo mengungkapkan, pendapatan dana laba kotor perusahaan dalam kuartal yang berakhir 31 Desember diperkirakan akan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Penurunan itu diakibatkan anjloknya permintaan untuk segmen komersial dan perlambatan perekonomian di China.
“Tidak banyak orang yang memprediksi perusahaan akan membukukan kerugian pada kuartal lali. Hal ini menunjukkan penjualan luar negeri mengalami hal terburuk dibanding yang sudah diantisipasi sebelumnya,” jelas Frank He dari BOC International Hongkong.
Selain itu, perusahaan juga harus menghadapi keanjlokan harga saham yang terburuk dalam delapan tahun belakangan. Pada pukul 10.13 waktu Hongkong, saham Lenovo terjun bebas 16% menjadi HK$ 2,18. Penurunan ini jauh lebih tajam dibanding kemerosotan indeks acuan Hang Seng sebesar 1,6%.
Tidak hanya mengurangi jumlah pekerjanya, Lenovo juga sudah mempersiapkan sejumlah strategi lain untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satunya dengan mengurangi pemberian kompensasi para eksekutif sebesar 30%-50%. Lenovo juga berencana untuk menggabungkan unit usahanya di China dan Asia Pasifik.