kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Lima kandidat bersaing dalam pemilihan Perdana Menteri Jepang Senin besok


Minggu, 28 Agustus 2011 / 20:09 WIB
Lima kandidat bersaing dalam pemilihan Perdana Menteri Jepang Senin besok
ILUSTRASI. Cara mengatasi anak susah makan perlu dilakukan agar kesehatan anak tetap terjaga. Model : Yessy Pisca (Ibu) dan Jevion Edric (Usia 15 Bulan) TRIBUN JATENG/Hermawan Handaka


Reporter: Dyah Megasari, BBC |

JAKARTA. Politik Jepang kembali memanas. Setelah Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan resmi mengundurkan diri Jumat pekan lalu, kini muncul beberapa nama untuk mengisi kekosongan kursi politik negeri matahari terbit itu.

Lima orang politisi senior Partai Demokrat Jepang (DPJ), resmi mencalonkan diri sebagai kandidat Perdana Menteri Jepang.

Dari lima orang itu, politisi senior DPJ, yang juga Menteri Perdagangan, Banri Kaieda disebutkan memperoleh dukungan dari mayoritas pimpinan DPJ yang merupakan partai penguasa.

Tetapi hasil jajak pendapat menunjukkan mantan Menteri Luar Negeri Seiji Maehara, 49 tahun, sebagai pilihan paling populer di mata publik Jepang.

Hari Sabtu dan Minggu ini, kelima orang itu akan berkampanye untuk bersaing memperebutkan kursi ketua umum DPJ yang hampir pasti sekaligus akan langsung menjadi Perdana Menteri Jepang keenam, dalam lima tahun terakhir.

Dan pada Senin (29/8) besok, siapa perdana menteri yang baru itu akan diketahui, setelah 398 anggota parlemen DPJ akan memilihnya secara langsung.

Sebelumnya, Naoto Kan Jumat (26/8) telah mengumumkan pengunduran dirinya, setelah selama ini berada di bawah tekanan besar akibat bencana dan tsunami Jepang.

Kan mendapat kecaman karena dianggap tidak memperlihatkan kepemimpinan pasca gempa dan tsunami pada 11 Maret 2011, yang kemudian menyebabkan krisis nuklir Jepang.



TERBARU

[X]
×