Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa
KUALA LUMPUR. Malaysia akan mengakhiri rezim subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang sudah berlangsung selama 31 tahun pada 1 Desember 2014. Penghapusan subsidi untuk jenis RON95 dan solar telah diumumkan Pemerintah Malaysia, kemarin.
Langkah yang didorong oleh anjloknya harga minyak dunia ini, akan membantu Perdana Menteri Najib Razak mengatasi defisit anggaran yang terus terjadi di Malaysia. Subsidi energi yang mencapai RM 24 miliar, atau setara dengan S$ 9,3 miliar tahun lalu, telah menguras keuangan pemerintah dalam beberapa dekade terakhir.
Pemerintah Malaysia sendiri telah memberlakukan kebijakan harga mengambang untuk jenis premium RON97 sejak Juli 2010. Nantinya untuk jenis RON95 yang masih disubsidi, akan diatur dengan cara yang sama. Pemerintah akan menetapkan dan memperbaharui harga bensin RON95 dari waktu ke waktu berdasarkan harga global, dan tidak menyerahkan langsung ke pengecer.
Pemerintah Malaysia juga masih akan membebani pelanggan dengan pajak BBM sebesar tiga sen per liter untuk pelanggan utama RON95 sejak 1 November. Namun dengan penurunan harga minyak dunia, pajak yang dikenakan kemungkinan akan turun.
"Dari 1-9 November, harga rata-rata RON95 jatuh ke R2,27 per liter, di bawah harga eceran RM2,30 per liter. Pemerintah akan memantau harga dari 20-30 November 2014 untuk menentukan harga pada Desember 2014," kata Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Urusan Konsumen Kerajaan malaysia Hasan Malek seperti dikutip dari www.straitstimes.com.
Saat ini untuk bensin RON97 dijual RM 2,55 per liter sedangkan diesel dijual dengan harga RM 2,20.
Pemangkasan anggaran subsidi diambil oleh Pemerintah Malaysia sejak Perdana Menteri Datuk Seri Najib berkuasa pada 2009. Upaya itu dilakukan untuk mengendalikan defisit anggaran negara yang melonjak menjadi 6,7% dari PDB, sebagai upaya pemerintah mengatasi kemerosotan ekonomi global.
Najib ingin memotong defisit anggaram menjadi 3% pada tahun depan dari proyeksi 3,5% pada tahun ini. Untuk tahun ini sendiri, pemerintah Malaysia masih akan memberikan subsidi sebessr RM 41 miliar, lebih setengah merupakan subsidi bahan bakar.
Malaysia merupakan net eksportir minyak, dimana 30% pendapatan negara berasal dari minyak bumi. Dengan penurunan harga minyak mentaj di bawah US$ 80 per barrel dalam dua bulan terakhir, memangkas subsidi BBM akan membantu Malaysia menutupi penurunan pendapatan.