Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia akan menghentikan ekspor 3,6 juta ayam utuh sebulan. Menurut Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob, kebijakan ini akan dimulai pada 1 Juni 2022 sampai produksi dan harga stabil.
Mengutip Straits Times, lebih banyak rumah potong hewan di luar negeri juga akan diakui untuk meningkatkan pasokan ayam dalam negeri dan izin impor untuk unggas akan dihapus.
“Pemerintah memandang serius persoalan pasokan ayam dan kenaikan harga yang berdampak pada masyarakat,” kata Datuk Seri Ismail dalam keterangannya, Senin (23/5/2022).
Langkah tersebut dilakukan saat Malaysia menghadapi kekurangan pasokan ayam seiring dengan melonjaknya harga.
Berdasarkan data Departemen Layanan Kedokteran Hewan Kementerian Pertanian dan Industri Makanan, Malaysia mengekspor lebih dari 49 juta ayam hidup pada tahun 2020, serta 42,3 ton daging ayam dan bebek.
Baca Juga: Menanti Janji Harga Minyak Goreng Turun
Sementara, Singapura mengimpor hampir 73.000 ton ayam pada tahun 2021. Lebih dari sepertiga pasokan ayamnya berasal dari Malaysia.
Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi di Singapura, dengan konsumsi per kapita 36 kg pada tahun 2020, menurut data dari Badan Pangan Singapura.
Ismail mengatakan buffer stock juga akan disimpan di fasilitas cold storage, sementara proses klaim subsidi oleh peternak akan disederhanakan.
Menurutnya, pemerintah sudah mengetahui laporan bahwa ada kartel yang mengendalikan harga dan produksi ayam.
Komisi Persaingan Malaysia (MyCC) sedang menyelidiki masalah ini dan penyelidikan diharapkan selesai pada Juni.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Mencabut Larangan Ekspor, Harga CPO Masih Naik
Pemerintah telah menetapkan harga pagu eceran RM 8,90 per kilogram, dan memberikan subsidi kepada peternak unggas sebesar 60 sen per kg dari 5 Februari hingga 4 Juni.
“Beberapa perusahaan besar tidak tertarik untuk mengajukan subsidi dan ingin pemerintah membiarkan harga ayam ditentukan oleh pasar,” tambah Ismail.
Rapat mingguan Kabinet yang biasanya berlangsung Rabu, dimajukan ke Senin guna membahas kelangkaan unggas yang menyebabkan harga ayam melambung.
Sementara itu, melansir Yahoo News, importir ayam Singapura akan melakukan diversifikasi dan meningkatkan pasokan mereka dari sumber alternatif di tengah larangan ekspor unggas yang diberlakukan Malaysia.
Dalam keterangannya, Senin (23/5/2022) malam, Badan Pangan Singapura (SFA) mengatakan pihaknya bekerja sama dengan importir untuk mengurangi dampak pada pasokan ayam akibat larangan Malaysia. Importir akan menambah pasokan ayam dingin dari sumber alternatif dan ayam beku dari sumber non-Malaysia yang ada, atau mengambil dari stok unggas mereka, tambah SFA.
Menurut SFA, meskipun ada gangguan sementara pada pasokan ayam dingin, pilihan ayam beku tersedia untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Dari impor ayam Singapura yang berjumlah hampir 73.000 ton tahun lalu, sekitar sepertiganya berasal dari Malaysia. Hampir semua impor Malaysia adalah ayam hidup, yang dipotong dan didinginkan di Singapura.
“Kami sangat mendorong konsumen untuk memainkan peran mereka dengan terbuka untuk beralih pilihan di dalam dan di seluruh kelompok makanan (seperti mengonsumsi ayam beku daripada yang didinginkan) serta sumber produk daging lainnya,” kata SFA, seraya menambahkan bahwa mereka menyarankan konsumen untuk membeli hanya yang mereka butuhkan.