Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Manajemen Citigroup Inc saat ini tengah mempertimbangkan untuk menjual sebagian atau seluruh saham perusahaan. Kabar ini ditulis oleh Wall Street online dengan mengutip salah seorang sumber terpercaya yang mengetahui detail masalah ini.
Setelah mengalami kerugian selama empat kuartal berturut-turut, Citigroup berupaya meningkatkan modal kerjanya dari menjual aset-aset dan kepemilikan saham dengan total US$ 75 miliar sejak Desember tahun lalu. Jumlah tersebut juga termasuk dengan suntikan dana segar dari Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 25 miliar.
Menurut Peter Wallison dari American Enterprise Institute, Pemerintah AS akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menstabilkan kinerja Citigroup. Termasuk di dalamnya menambah lagi dana segar, karena kegagalan perusahaan finansial itu bakal menambah parah kondisi keuangan global saat ini.
“Tidak ada keraguan lagi. Citigroup tidak akan dibiarkan bangkrut. Saya rasa saat ini bukan ide yang baik untuk memberlakukan pelarangan short selling,” kata Wallison.
Pada pukul 04.15 di bursa New York Stock Exchange, harga saham Citigroup mengalami penurunan US$ 1,69 menjadi US$ 4,71. Ini merupakan angka terendah dalam 15 tahun terakhir.
Sepanjang tahun ini, harga saham Citigroup sudah terjun bebas sebesar 84%.
Asal tahu saja, dalam empat kuartal terakhir, Citigroup sudah mengalami kerugian sebesar US$ 20 miliar yang disebabkan tingginya pinjaman gagal bayar dan menurunnya permintaan jasa perbankan. CEO Citigroup Vikram Pandit pada minggu ini bilang, perusahaan akan memangkas sekitar 52.000 karyawan tahun depan untuk mengurangi ongkos produksi.