Sumber: Fox Sports | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manchester United menghadapi masa depan penuh ketidakpastian setelah kekalahan dari Tottenham di final Liga Europa, sebuah hasil yang memicu wacana perombakan besar-besaran dalam skuad dan manajemen klub.
Kekalahan tersebut berarti bahwa untuk pertama kalinya dalam 35 tahun, Setan Merah akan absen dari kompetisi Eropa. Hasil ini menandai musim terburuk Manchester United dalam era Premier League, di mana tim asuhan Ruben Amorim kini terperosok ke peringkat ke-16 klasemen dengan satu pertandingan tersisa.
Krisis Finansial dan Isyarat Penjualan Semua Pemain
Dampak dari performa buruk ini tak hanya dirasakan di lapangan, tetapi juga secara finansial. Menurut laporan Daily Mirror, kondisi keuangan klub diprediksi memburuk dan mendorong manajemen mempertimbangkan penjualan seluruh pemain – termasuk kapten tim, Bruno Fernandes.
Baca Juga: 5 Kandidat Terkuat Pemenang Ballon d'Or 2025, Barcelona Punya Dua Nama
Fernandes sendiri menyatakan kesiapannya untuk hengkang bila klub membutuhkannya sebagai bagian dari upaya restrukturisasi. Dalam pernyataannya, sang kapten mengatakan bahwa ia selalu bersikap jujur terhadap klub dan bersedia meninggalkan Old Trafford jika hal itu yang terbaik untuk masa depan tim.
“Saya selalu berkata bahwa saya akan bertahan sampai klub mengatakan bahwa saatnya saya pergi,” kata Fernandes. “Jika mereka ingin melepas saya demi mendapat dana segar, maka begitulah sepak bola.”
Garnacho Ikut Pertanyakan Masa Depan Setelah Dicadangkan
Alejandro Garnacho menjadi salah satu nama yang kemungkinan besar ikut hengkang. Pemain muda asal Argentina ini mempertanyakan keputusannya untuk bertahan di klub setelah tidak diturunkan sebagai starter dalam final Liga Europa – padahal sebelumnya selalu tampil di tiap laga fase gugur.
Dalam komentarnya kepada media, Garnacho mengaku heran hanya diberi waktu 20 menit bermain di laga penting tersebut. Ia juga menyinggung performa buruk tim sepanjang musim dan mengindikasikan masa depannya akan ditentukan setelah liburan musim panas.
Baca Juga: Real Madrid Gagal Total, Ancelotti: Barcelona Layak Dapat Segalanya Tahun Ini
“Saya bermain di semua pertandingan hingga final. Tapi hari ini saya hanya bermain 20 menit... saya tidak tahu,” ujarnya. “Kami tidak mengalahkan siapa pun di liga. Kami kekurangan banyak hal. Ketika tidak mencetak gol, Anda selalu butuh lebih.”
Garnacho sebelumnya dikaitkan dengan Napoli dan Chelsea saat bursa transfer Januari, terutama setelah dicoret oleh Amorim dalam laga melawan Manchester City pada Desember.
Situasi makin panas ketika saudara Garnacho, Roberto, menyebut di media sosial bahwa sang pemain telah “dikorbankan” oleh pelatih. Hal ini menambah tekanan terhadap Amorim yang mulai dikritik karena keputusannya meninggalkan Garnacho di bangku cadangan.
Amorim Membela Keputusannya
Ruben Amorim membela pilihannya menurunkan Mason Mount sebagai starter, mengingat performa Mount yang mencetak dua gol sebagai pemain pengganti saat semifinal melawan Athletic Bilbao. Ia juga menyindir bahwa Garnacho pernah gagal mencetak peluang emas dalam laga tersebut.
Baca Juga: Barcelona Juara La Liga Berkat Magis Lamine Yamal, Madrid Akhiri Musim Tanpa Trofi
“Berapa kali kita memiliki percakapan ini, dan hasilnya justru sebaliknya?” kata Amorim. “Beberapa pemain seperti Mason Mount datang dari bangku cadangan dan mengubah permainan. Siapa yang gagal memanfaatkan peluang emas melawan Bilbao? Ya, Garnacho.”
Dengan pelatih dan pemain bintang menyatakan kesiapannya untuk mundur, Manchester United tampaknya akan mengalami musim panas yang penuh guncangan. Absennya dari kompetisi Eropa dan kondisi finansial yang memburuk membuat klub tak punya banyak pilihan selain merombak total fondasi skuad.