Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - HELSINKI. Finlandia semakin dekat menuju keanggotaan NATO setelah pada hari Rabu (20/4) kelompok utama parlemen memberikan dukungan untuk bergabung ke dalam beberapa aliansi militer sebagai respons atas invasi Rusia ke Ukraina.
Partai Sosial Demokrat yang mendukung Perdana Menteri Sanna Marin memang tidak menyebut NATO dalam pernyataannya, namun memastikan bahwa pihaknya memberi dukungan untuk bergabung dengan aliansi militer.
"Jelas bahwa tindakan Rusia telah membawa Finlandia beberapa langkah lebih dekat ke keselarasan militer yang diperlukan," kata Pemimpin kelompok Sosial Demokrat Antti Lindtman, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Rusia Ancam Akan Lakukan Ini Jika Finlandia & Swedia Bergabung Dengan NATO
Finlandia adalah mitra dekat NATO, namun selama ini telah berkomitmen untuk mempertahankan status non-blok secara militer.
Sekarang, ketika situasi keamanan Eropa semakin tidak menentu, pemerintah merasa perlu ada langkah baru untuk memperkuat pertahanan dan keamanan. Termasuk bergabung dengan NATO.
Letak geografis Finlandia yang berbatasan langsung dengan Rusia juga membuat niat bergabung dengan NATO semakin besar.
Pemerintahan PM Marin juga telah mengindikasikan bahwa dukungan publik terkait bergabung dengan aliansi keamanan bisa dinilai dari pemungutan suara di parlemen. Untuk saat ini pemerintah belum mengumumkan tanggal untuk pemungutan suara seperti itu.
Sekutu terbesar Sosial Demokrat dalam pemerintahan koalisi lima partai Finlandia, Partai Tengah, menyatakan siap mendukung keputusan untuk bergabung dengan NATO.
Baca Juga: Ukraina Telah Selesaikan Pengisian Kuesioner Pendaftaraan Uni Eropa
"Kelompok Partai Tengah siap untuk semua keputusan yang dibutuhkan keamanan Finlandia, termasuk mengajukan permohonan keanggotaan NATO," kata sang pemimpin, Juha Pylvas.
Untuk saat ini 8 dari 10 kelompok parlemen telah menyatakan dukungannya kepada negara untuk bergabung dengan NATO atau setidaknya mengambil jalan yang sama secara militer.
Dua kelompok lainnya yang tergabung dalam Aliansi Kiri merasa keputusan untuk bergabung dengan NATO harus didiskusikan lebih luas lagi dan tidak bisa diputuskan secara tergesa-gesa.
Sayangnya suara Aliansi Kiri terlalu kecil untuk didengar karena hanya memiliki 16 kursi dari total 200 kursi di parlemen. Namun, kelompok yang juga tergabung dalam koalisi Marin ini mengatakan tidak akan meninggalkan pemerintah jika mayoritas parlemen mendukung keanggotaan NATO.