kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Mengapa Mission Impossible 4 tak dibuat secara 3D?


Senin, 26 Desember 2011 / 12:19 WIB
Mengapa Mission Impossible 4 tak dibuat secara 3D?
ILUSTRASI. Logo PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA). KONTAN/Ika Puspitasari


Reporter: Dyah Megasari, BBC |

NEW YORK. Film layar lebar Mission Impossible 4 bakal menjadi film yang menggemparkan bioskop di seluruh penjuru dunia akhir tahun ini. Generasi keempat film action ini dibintangi aktor ternama Tom Cruise. Namun kenapa film berjudul MI4 Ghost Protocol ini tak dibuat secara 3D seperti film-film action lainnya yang tengah digandrungi?

Berikut adalah penjelasannya, sutradara Brad Bird berterus terang, bahwa ia tak terlalu yakin teknologi 3D menjadi masa depan sinema.

"Saya rasa setiap mencoba mainan baru, orang akan merasa senang tentang hal itu dan kemudian mereka menyalahgunakannya,'' jelasnya. Ia memilih menggarap film secara tradisional.

"Sesungguhnya teknologi 3D sangat menarik. Tapi apa yang lebih menarik bagi saya adalah resolusi tinggi dan layar lebar sesungguhnya,'' tambah sutradara berusia 54 tahun tersebut.

Bagaimanapun dia mengaku menghormati sutradara lain yang menggunakan 3D. Ia mengaku mengapresiasi dan menyukai apa yang dilakukan James Cameron yang menyutradarai Avatar.

"Tak sabar menunggu apa yang dilakukan Peter Jackson dengan The Hobbit, terutama dengan peningkatan rentang bingkai. Sayangnya, saya tidak suka dengan kacamata dan gambar yang sedikit gelap,'' klaimnya.

Bird menginginkan pengalaman di bioskop sebisa mungkin menyenangkan bagi para penonton. Dengan 3D penonton seringnya melupakan kekuatan gambar yang benar-benar tajam dan jernih di layar lebar sesungguhnya.

Oleh karena itulah ia menjelaskan, dalam 25 menit film MI4 dibuat dalam teknologi IMAX. Hal itu merupakan proses negatif raksasa yang tidak praktis, tetapi kualitas gambarnya sangat luar biasa.

"Jadi ini bisa membuat kami menangkap rangkaian gambar seperti saat Tom Cruise mendaki bangunan tertinggi di dunia dengan detail yang luar biasa,'' ungkapnya.

Bird mengamati, bioskop sering menggunakan kebijakan penghematan ketika menayangkan film, yang akhirnya mengurangi kualitas film.

"Banyak bioskop yang telah memperkecil ukuran auditorium studio dan orang mulai lupa bagaimana luar biasanya melihat film dari layar yang benar-benar lebar dengan sekelompok orang dalam kegelapan. Itulah film,'' pungkas Bird.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×