Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Investor berharap kinerja saham di berbagai pasar saham global bisa ditutup dengan lebih baik pada akhir tahun. Data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menggembirakan dapat memicu reli di Desember.
Meski secara historis, dalam 70 tahun terakhir, setiap Desember selalu terjadi reli, tapi tahun ini diperkirakan akan mulai lebih lambat. Setidaknya sampai pengumuman inflasi AS selanjutnya pada 13 Desember mendatang, mengutip Bloomberg pada Senin (5/12).
Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan optimisme pada hari Rabu dengan mengisyaratkan bahwa bank sentral akan memperlambat laju kenaikan suku bunga. Ini menggairahkan pasar saham AS, tercermin dari membaiknya indeks S&P 500 dengan kenaikan 3,1% pasca pengumuman itu.
Baca Juga: Ada Notasi K di Saham Gojek Tokopedia (GOTO), Apa Artinya?
Kinerja ini tercatat paling tinggi sejak April lalu, yang membuat kinerja dalam seminggu terakhir naik 1,1%. Investor juga merespon positif laporan pekerjaan yang sangat kuat dan risiko menyeluruh dari kenaikan suku bunga yang mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.
“Pasar saham mungkin telah melihat titik terendah karena kita kemungkinan mendekati akhir dari kenaikan suku bunga Fed. Saat saya melihat ke tahun depan, saya melihat kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga akan segera berakhir, mudah-mudahan di awal tahun 2023, karena kenaikan ini berdampak pada melemahnya angka inflasi dan perlambatan ekonomi global,” ujar Eric Beiley, direktur pelaksana manajemen kekayaan di Steward Partners Global Advisory.
Penyelesaian ekuitas yang berpotensi kuat akan menutup volatilitas 2022, karena realisasi Fed bahwa inflasi tidak bersifat sementara mengakhiri pasar bullish terpendek yang pernah tercatat. Sebab kinerja emiten AS telah mengalami penurunan kinerja seiring sikap bank sentral menaikkan suku bunga.
Hal ini dilakukan untuk menjinakkan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, hanya untuk pulih pada bulan Oktober ketika inflasi mulai menurun. Itu membuat S&P 500 turun 15% sepanjang 2022.
Tarik ulur antara bulls dan bears di pasar saham diyakini masih akan berlanjut selama delapan hari mendatang. Lantaran The Fed memasuki periode tenang sebelum pertemuan terakhirnya di tahun 2022.
Baca Juga: Saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Laris di Pasar Negosiasi
Pertemuan The Fed itu akan yang berlangsung sehari setelah indeks harga konsumen AS terbaru dirilis pada 13 Desember. Beberapa pengumuman ekonomi lebih penting tahun ini daripada pembacaan inflasi November, mengingat kampanye agresif The Fed untuk meredam kenaikan harga.
Jika pasar rebound sejak pertengahan Oktober bertahan hingga Desember, S&P 500 akan mengakhiri tahun yang penuh gejolak bagi pengelola uang global dengan kinerja yang membaik. S&P 500 naik 14% sejak akhir September dan dengan kecepatan kuartal keempat terbaik sejak 1999.
Investor juga melihat, sejarah menunjukkan saham AS naik setelah inflasi mencapai puncaknya. Sebab, berdasarkan S&P 500 memberikan kenaikan dua digit satu tahun kemudian. Optimisme ini akan membantu meningkatkan reli terbaru.