Reporter: Cipta Wahyana, Reuters | Editor: Cipta Wahyana
NEWYORK. Kamis waktu New York (7/10), harga saham Adobe Systems Inc yang tercatat di bursa Nasdaq sempat melonjak 17% hingga US$ 30 per saham sebelum ditutup di US$ 28,69 per saham. Spekulasi bahwa Microsoft mungkin akan mengakuisisi Adobe menjadi pemicu lonjakan harga saham perusahaan pembuat peranti lunak (software) ini.
Sebelumnya, The New York Times melaporkan bahwa secara diam-diam, CEO Microsoft Steve Ballmer telah bertemu dengan CEO Adobe Chantanu Narayen di kantor Adobe yang ada di San Fransisco baru-baru ini.
Kabarnya, keduanya membicarakan dominasi Apple Inc di industri telepon seluler dan berbagai pilihan untuk menghadapinya. Menurut beberapa karyawan dan konsultan yang terlibat dalam diskusi itu, salah satu opsi yang mereka bicarakan adalah kemungkinan Microsoft mengakuisisi Adobe.
Bernilai Rp 135 triliun!
Jika benar terjadi, dengan menggunakan acuan harga saham Adobe si pasar saat ini, nilai akuisisi itu bisa mencapai sekitar US$ 15 miliar atau sekitar Rp 135 triliun. Aksi ini juga akan menjadi salah satu langkah paling agresif Microsfot untuk menguasai pasar media internet dan mobile platform.
Dengan mengakuisisi Adobe, Microsoft akan menguasai software Flash Player yang sangat populer. Kini, peranti lunak ini menjadi salah satu software wajib website untuk menampilkan video maupun gambar.
Para analis di Wall Street menilai, kabar akuisisi ini sangat masuk akal. Sebab, dengan cara ini, Microsoft dapat mengintegrasikan kemampuan grafis dan video aplikasi Adobe di software telepon seluler maupun komputer tablet buatannya. Dengan cara ini, kemungkinan, Microsoft kemiliki kesempatan untuk bisa mengimbangi dominasi iPhone dan iPad bikinan Apple.
Tidak terlalu mengejutkan juga jika Adobe menerima pinangan Microsoft. Sebab, selama ini, CEO Apple Steve Jobs selalu mengkritik kualitas Flash Player. Bahkan, ia tak menyarankan para pengembang peranti lunak memakai Flash di iPhone maupun iPad. "Sangat mungkin. Ini bisa menjadi kasus apa yang disebut "musuh dari musuh saya adalah teman saya". Microsoft dan Adobe memiliki musuh yang sama," kata Toan Tran, analis Morningstar kepada Reuters.
Namun, hingga saat ini, baik manajemen Microsoft maupun Adobe belum bersedia memberikan komentar tentang kabar ini.
Catatan saja, sejatinya, Microsoft telah memiliki peranti media player bernama Silverlight yang bersaing langsung dengan Flash. Namun, produk ini tak terlalu sukses menggaet pengguna.