Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
NEW YORK. Bagi emiten, ada banyak jurus demi memuaskan pemegang saham. Jika kinerja sedang memble, aksi buyback atawa membeli kembali saham bisa menjadi salah satu solusi. Lihat saja Microsoft Corp. Perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia ini berencana buyback saham sebesar US$ 40 miliar.
Sayang, Microsoft enggan memberi informasi rinci tentang jadwal buyback saham.Perusahaan milik Bill Gates ini hanya menyatakan bahwa pembelian saham berkode MSFT akan berlangsung mulai akhir bulan nanti. Soalnya, saat itu merupakan masa akhir jadwal buyback saham periode sebelumnya.
Matthew Hedberg, Analis RBC Capital Markets, menilai aksi buyback bakal memberikan sentimen positif bagi para investor. “Tapi yang dibutuhkan investor sesungguhnya jadwal buyback lebih jelas," ujar Matthew Hedberg, Analis RBC Capital Markets, mengutip Bloomberg, kemarin.
Selain buyback saham, Microsoft juga berencana memberikan dividen lebih besar. Perusahaan berbasis di Washington ini berniat menaikkan porsi dividen sebesar 22%. Perinciannya ; dividen interim Microsoft bakal naik menjadi US$ 28 sen. Kenaikan dividen ini melampaui estimasi konsensus analis Bloomberg yang menebak di level US$ 26 sen.
Dus, pasca kenaikan tersebut, dividen yield Microsoft menjadi 3,4%. Angka ini menjadikan Microsoft sebagai salah satu emiten teknologi yang royal membagi rejeki. Dividen yield Microsoft berada di peringkat kedua pasca Intel Corp. Besaran dividen yield raksasa prosesor itu mencapai 3,8%.
Catatan saja, Microsoft akan membagi dividen pada 12 Desember mendatang. Sejatinya, dua aksi Microsoft ini tak lepas dari tuntutan investor yang mendesak keuntungan nan maksimal. Bulan lalu, Microsoft menekan perjanjian dengan ValueAct Capital. Perusahaan investasi ini mendekap 0,8% saham Microsoft.
Dalam perjanjian itu Microsoft bakal memberikan pertemuan rutin dengan ValueAct sekaligus memberikan satu kursi direktur. Selama ini, ValueAct mendesak Microsoft memberikan return maksimal kepada para investor. Menjawab tantangan para pemegang saham, Microsoft berniat merombak direksi dan tengah memburu CEO baru.