Sumber: Bloomberg |
Hillary Clinton mengatakan, dirinya akan melakukan perjalanan pertamanya sebagai Menteri Luar Negeri AS untuk berjumpa dengan pemimpin-pemimpin di Asia untuk dua tujuan utama. Yaitu, menyisihkan senjata nuklir Korea Utara dan bertempur melawan resesi global.
"Krisis perekonomian global merupakan latar belakang atas kunjungan ke beberapa negara ini," kata Clinton, kemarin.
Kunjungan pertamanya adalah ke Jepang. Menurut laporan yang muncul hari ini, perekonomian Jepang telah terjungkal 12,7% pada kuartal terakhir tahun lalu, paling besar sejak 1974.
Dalam kunjungannya ini, Clinton akan menggunakan peluang untuk menggambarkan dana stimulus yang telah diloloskan oleh Kongres minggu lalu pada sejumlah pemimpin di Jepang, Korsel, Indonesia dan China. Asal tahu saja, semua negara tersebut bakal menghadiri pertemuan Group of 20 di London pada bulan April nanti.
Clinton mengatakan, ia bakalan lebih banyak menjadi pendengar ketimbang berbicara saat membincangkan isu keamanan atas perekonomian dan perubahan iklim.
Pemangku kebijakan di seluruh dunia kini memang tengah bergulat dengan resesi global yang paling buruk sejak Perang Dunia II. Pemimpin ekonomi dari negara-negara yang tergabung dalam Group of Seven telah mendesak Menteri Keuangan AS Timothy Geithner untuk bergerak lebih cepat dalam membenahi sistem perbankan.
"Satu hal yang paling penting adalah Clinton melakukan perjalanan ini lebih awal karena Asia merupakan wilayah yang paling dinamis di dunia dan sangatlah krusial untuk penanganan krisis dalam waktu dekat," tukas Winston Lord, mantan Duta Besar AS untuk China.
Sebagian waktu Clinton di Asia juga akan dihabiskan di Jepang maupun Korsel yang merupakan tuan rumah bagi ribuan tentara AS; sebagai bagian dari komitmen AS untuk keamanan dan diplomasinya untuk memastikan bahwa pengembangan senjata nuklir Korut akan berakhir.