kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Moderna merancang vaksin corona hanya dua hari, bahkan sebelum pandemi


Jumat, 27 November 2020 / 12:20 WIB
Moderna merancang vaksin corona hanya dua hari, bahkan sebelum pandemi
ILUSTRASI. Dengan tingkat kemanjuran hingga 94,5%, vaksin corona Moderna jadi salah satu vaksin paling potensial.


Sumber: Business Insider | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Moderna. Namanya naik daun selama pandemi virus corona baru melanda dunia. Maklum, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) ini jadi salah satu perusahaan yang melakukan pengembangan vaksin Covid-19.

Dan, Moderna mengklaim, berdasarkan hasil uji coba tahap ketiga atau akhir, vaksin mereka memiliki efektivitas hingga 94,5% untuk mencegah virus corona.

Proses pengembangan vaksin corona Moderna terbilang cepat. Hanya, kolaborasi Pfizer dan BioNTech mengalahkan Moderna dalam mengumumkan hasil dari uji klinis tahap akhir.

Dengan tingkat kemanjuran hingga 94,5%, vaksin corona Moderna jadi salah satu vaksin paling potensial untuk kelak bisa diproduksi massal dan dijual ke banyak negara.

Baca Juga: Vaksin corona di depan mata, begini cara kerja vaksin menurut WHO

Vaksin corona Moderna dirancang dalam waktu dua hari

Menariknya, fakta menunjukkan, Moderna merancang vaksin corona mereka hanya dalam waktu dua hari pada Januari lalu. Bahkan, sebelumm Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan pandemi.

Pada 6 Januari 2020 lalu, CEO Moderna Stéphane Bancel mengirim e-mail kepada Barney Graham, peneliti vaksin di National Institutes of Health (NIH).

Melansir Business Insider, saat itu, Bancel mendeteksi virus misterius di Wuhan, China. Ia kemudian melakukan diskusi dengan Graham mengenai pengembangan vaksin untuk virus misterius tersebut.

Kerjasama antara Moderna dan NIH sudah terjalin sejak 2017, terutama dalam pengembangan vaksin. Mendengar kabar tersebut, NIH setuju untuk memulai penelitian vaksin untuk virus yang kini juga bernama SARS-CoV-2.

Baca Juga: Vaksin virus corona Sputnik V bakal lebih murah dari Pfizer dan Moderna



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×