Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Morgan Stanley (MS) telah sepakat untuk membeli perusahaan manajemen aset Eaton Vance dengan harga sekitar US$ 7 miliar. Melansir Forbes, Jumat (9/10) hal itu didorong oleh CEO James Gorman yang berencana untuk mengembangkan bisnis manajemen investasi perusahaan.
Bila terwujud, langkah itu akan membawa aset perusahaan asal New York ini memiliki valuasi sekitar US$ 1,2 triliun dan potensi pendapatan hingga US$ 5 miliar. Lantaran ruang manajemen aset di tengah tren konsolidasi ini punya prospek yang positif.
"Ibarat pertandingan bola, kami masih berada di babak pertama dalam hal konsolidasi," ujar Ahli Strategi Sektor Jasa Keuangan di Morningstar, Greggory Warren.
Dia mengatakan, masa dengan merger dan akuisisi (M&A) bakal didominasi oleh perusahaan yang ingin mengisi celah dalam kelengkapan produk, distribusi dan geografi.
Baca Juga: Wall Street melesat, saham-saham bank dan perjalanan diminati pasar
Warren mencontohkan akuisisi Franklin Templeton atas Legg Mason mengenai hal ini, perusahaan manajemen aset yang berbasis di San Mateo, California yang membeli manajemen aset pesaingnya.
"Kami percaya, konsolidasi manajer aset ini merupakan tantangan dalam industri, terutama dalam hal pertumbuhan organik dan margin operasional," kata Wakil Presiden Deutsche Bank Securities Brian Bedell.
Dengan posisi valuasi yang masih terbilang rendah berdasarkan data historis, Bedell menyebut tidak mengherankan bahwa perusahaannya dipandang akan mulai melakukan konsolidasi.
Senada, Profesor di Universitas Georgetown James Angel mengatakan konsolidasi pada bisnis manajemen aset memang terus dilakukan. Tak lain untuk lebih mematangkan bisnis dan memperluas cakupan ekonomi.
Hal itulah yang dilakukan Morgan Stanley dengan membeli perusahaan manajemen investasi yang bermarkas di Boston. Pada saat harga saham Eaton Vance ada di level US$ 40, turun dari rata-rata harga saham di tahun 2018 yang sekitar US$ 50. Hal ini menjadi ceruk yang diambil Morgan Stanley.
Menurut penasihat yang bekerja di Morgan Stanley membeberkan, bahwa dia dan timnya memang sering menggunakan produk dan strategi Eaton Vance dalam berbisnis. Malah, kepada Forbes dia mengatakan bahwa Eaton Vance merupakan pemimpin dalam investasi pendapatan tetap. Lebih lanjut, dia menyebut integrasi vertikal dari serangkaian produk baru yang akan dirilis dan keahlian tambahan di bidang pendapatan teteap ini adalah kunci sukses bagi Morgan Stanley untuk memperluas rangkaian target bisnis.
Sejatinya, Morgan Stanley saat ini memang telah menjadi distributor dana terbesar di Eaton Vance. Penasihat itu menambahkan bahwa pendapatan tetap adalah bagian yang terpenting dari bisnis fund management, sementara Morgan Stanley cukup lihai dalam hal itu.
Baca Juga: Wall Street bergerak menghijau ditopang sektor teknologi
Hanya saja, Morgan Stanley memiliki neraca yang lebih kecil dibandingkan beberapa pesaing lain, walhasil pihaknya pun kerap tidak mendapat akses dana jumbo seperti Eaton Vance.
Akuisisi manajer aset oleh perusahaan investasi ini merupakan pembalikan dari tren sebelumnya, ketika para pemain justru melepas bagian bisnis tersebut setelah terpapar krisis keuangan. Seperti misalnya, Morgan Stanley menjual unit Van Kampen investments ke Invesco tahun 2018, sebuah langkah yang menurut Gorman adalah kesalahan fatal.
Kesepakatan akuisisi Eaton Vance ini diperkirakan akan rampung pada kuartal II tahun 2021, dengan bebeapa indikasi di pasar menunjukkan bahwa kesepakatan ini akan memiliki nilai US$ 56,5 per saham.
Asumsi ini datang setelah harga saham Eaton Vance ada di kisaran US$ 35 sampai US$ 42 selama tiga bulan terakhir, harga saham itu juga terus mengalami lonjakan setelah adanya pengumuman akuisisi tersebut. Praktis menimbulkan adanya ekspektasi harga yang lebih tinggi setelah kesepakatan ini selesai.